CELEBESMEDIA.ID, Selayar - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan
Selayar melalui Dinas Kesehatan melakukan rembuk stunting aksi 3 yang
berlangsung di Hotel Rayhan Square, Kamis (31/3/2022).
Rembuk stunting yang melibatkan seluruh elemen terkait
hingga kepada lurah dan kepala desa yang menjadi lokus stunting, dibuka secara
resmi oleh Wakil Bupati Kepulauan Selayar H. Saiful Arif, S.H. sekaligus hadir
sebagai pemateri. Hadir pula Asisten Pemerintahan dan Kesra Ir. M. Yunan Krg.
Tompobulu, ST.
Selain Wakil Bupati, rembuk stunting tersebut menghadirkan
sejumlah pemateri diantaranya Kepala Dinas Kesehatan dr. Husaini, M.Kes, Kepala
Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Bappelitbangda Kepulauan
Selayar, serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Drs. Andi Massaile.
Wabup Kepulauan Selayar H. Saiful Arif mengatakan, stunting
atau biasa disebut kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah lima
tahun. Menurut Wabup, program pencegahan stunting merupakan program nasional
yang berjenjang yang melibatkan semua stakeholder.
"Ini menunjukkan betapa pentingnya persoalan
stunting," sebut Wakil Bupati Kepulauan Selayar.
Dalam keterangan Wabup, prevalensi stunting khususnya di
kabupaten Kepulauan Selayar sudah mengalami penurunan. Berdasarkan data riset
kesehatan dasar kata Wabup, pada tahun 2018 prevalensi stunting sebesar 46,3
persen. Data survei status gizi Indonesia Tahun 2019 sebesar 32,7 persen, data surei status gizi
Indonesia tahun 2021 turun menjadi 27,7 persen.
Data tersebut lanjut Wabup patut diapresiasi karena walau
belum mencapai atau dibawah angka rata-rata nasional sebesar 24,4 persen, dan
angka rata-rata provinsi sebesar 27,4 persen, namun penurunannya dapat dilihat
sangat signifikan.
"Pada Tahun 2019 kita berada pada tiga kabupaten
prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Selatan, dan saat ini kita berhasil
naik pada peringakat 12 prevalensi stunting terendah di Sulsel," terang
Saiful Arif.
Untuk menurunkan stunting di Kabupaten Kepulauan Selayar
kata Saiful Arif, perlu intervensi lintas sektor secara terintegrasi.
"Peran kita di Kabupaten Kepulauan Selayar mulai dari
menganalisa situasi, menetapkan akar masalah, menentukan faktor penyebab dan
faktor resiko, menyusun perencanaan, membagi peran dan tanggung jawab seluruh
pemangku kepentingan untuk mencapai aksi konverensi, serta melakukan pemantauan
dan evaluasi secara bersama dan berkesinambungan," jelasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas kesehatan dr. Husaini,
M.Kes mengatakan sebelum rembuk stunting aksi 3 ini, telah dilaksanakan rembuk
stunting aksi satu dan dua selama tiga hari. Dalam aksi satu dan dua telah
melahirkan komitmen yang akan dikawal selama Tahun 2022 ini.
dr. Husaini mengemukakan, dari delapan aksi yang akan
dilaksanakan merupakan kegiatan tahunan dalam rangka percepatan penanganan stunting yang dilaksanakan oleh seluruh
kabupaten di Indonesia.
Dalam rembuk itu, diawali dengan pembacaan komitemen bersama
oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar bersama jajarannya hingga desa dan
kelurahan untuk melakukan percepatan pencegahan dan penurunan stunting.