CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Sejumlah wilayah di Kabupaten Enrekang,
Sulsel, terendam banjir akibat air Sungai Saddang dan Sungai Mata Allo meluap
sejak Minggu (28/4/2019) malam.
Ada dua kecamatan yang terdampak banjir yakni Enrekang dan
Cendana. Di Kecamatan Enrekang, wilayah terdampak adalah Desa Tungka, Tallu
Bamba, Temban, Desa Buttu Batu, dan terparah di Kota Enrekang.
Sementara di wilayah Kecamatan Cendana, umumnya desa yang
terdampak itu berada di bantaran sungai Saddang seperti Desa Pinang, Desa
Lebang, Desa Malalin, Desa Pundilemo, dan Desa Taulan.
Dilansir dari ajatappareng.online, sejumlah fasilitas publik
terendam air seperti sekolah, pasar, dan perkantoran terencam banjir, lahan
perkebunan, dan peternakan warga.
Rumah warga sepanjang bantaran Sungai Saddang tidak luput
dari sapuan banjir. Bahkan, perkebunan terendam air serta dilaporkan puluhan
ternak dikabarkan hanyut terbawa arus air.
Ada empat sekolah terdampak banjir meliputi SMPN 2 Enrekang,
SMKG PGRI Enrekang, SMAN 2 Enrekang, dan SDN 116 Enrekang.
Setelah sempat surut pada sore harinya, namun banjir kembali
melanda sejumlah titik di Kota Enrekang, Senin (29/4/2019) malam sekitar pukul
20.30 Wita.
Naiknya debit air di Sungai Saddang ini dikarenakan kiriman dari
Toraja melaui Sungai Mata Allo akibat hujan deras yang masih mengguyur Toraja
hingga malam.
Kawasan Perumahan Batili di Kelurahan Galonta dan Perumahan
Kukku di Kelurahan Lewaja, Kecamatan Enrekang, kembali dilanda banjir bandang. Banjir
akibat luapan Sungai Mata Allo tersebut membuat Perumahan Kukku yang menjadi
daerah terparah harus terisolir.
"Paling parah memang di perumahan Kukku. Ada sekitar
500 warga terjebak di dalam, jadi kita sudah kirim untuk masuk lakukan
evakuasi," kata Wakil Bupati Enrekang, Asman.
Warga Enrekang mengatakan bahwa ini adalah banjir terparah yang dirasakan dalam kurun 15
tahun terakhir.
Banjir parah pernah melanda Enrekang pada tahun 2004 silam.