CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Salah satu fasilitas yang sangat dibutuhkan pasien Covid-19 adalah alat bantu pernapasan atau ventilator. Sayangnya, fasilitas ini di Indonesia masih sedikit dan harganya pun tidak murah.
Tim Peneliti Universitas Hasanuddin berhasil membuat alat bantu pernapasan yang diberi nama Venus (Ventilator Unhas). Alat bantu pernapan ini dibuat untuk menunjang tugas Tim Satgas Covid-19 Unhas dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien.
Kepala Subdit Inovasi dan Kewirausahaan Unhas, Asmi Citra Maina SPi MAgr PhD, menjelaskan bahwa ventilator tersebut merupakan hasil inovasi para peneliti dan mahasiswa Unhas.
Adapun tim tim peneliti ventilator Unhas terdiri dari Rafiuddin Syam ST MEng PhD dari Fakultas Teknik sebagai ketua dengan anggota masing-masing Dr Asmi Citra Malina (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan), Abdul Mufti Radja ST MT PhD (Fakultas Teknik), Azwar Hayat ST MSc PhD (Fakultas Teknik), Andi Amijoyo Mochtar ST MSc PhD (Fakultas Teknik), sejumlah mahasiswa S1 maupun S2 Unhas.
Keterlibatan ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial sebagai kalangan akademisi untuk bersama sama membantu para tenaga medis.
“Karya inovasi ini merupakan program LPPM dan Direktorat Inovasi Unhas. Sebagai kampus humaniversity, Unhas terpanggil untuk berkontribusi dalam upaya mengatasi pandemi. Ventilator saat ini merupakan instrumen yang vital dan dibutuhkan dalam jumlah banyak. Maka Unhas berupaya membuat ventilator yang mudah dioperasikan dan murah dalam perawatan,” jelas Citra.
Pengerjaan prototype Venus awalnya membutuhkan waktu dua minggu. Dalam proses produksi, Unhas bisa membuat 20-30 unit per minggu.
Prototype Venus merupakan produk penelitian, sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar. Namun untuk produksi dalam jumlah banyak biayanya telah dapat ditekan.
Tim Peneliti Unhas belum dapat mengumumkan biaya yang dibutuhkan, namun jika terdapat permintaan tim ini akan dapat mengajukan kalkulasi.
“Ventilator Unhas siap produksi massal dan siap menjadi produk unggulan Unhas. Harga jual diperkirakan antara Rp 10.000.000 sampai Rp 15.000.000, dengan bahan dan alat yang aman dan bisa digunakan sesuai standar dan protokol kesehatan dan keamanan produk,” sambung Citra.
Melalui inovasi ini, diharapkan alat ini bisa membantu penanganan pasien. Selain itu, alat ini juga diharapkan memiliki keunggulan dalam hal daya saing. Sebagai produk hasil riset, produk ini diharapkan dapat terus dikembangkan sesuai penggunaan di lapangan.
“Sebagai karya penelitian Unhas, kita berharap produk ini mampu diterapkan di Rumah Sakit dalam waktu yang tidak terlalu lama, setelah memperoleh sertifikat kelayakan. Kami sangat optimis, sebab pengoperasian alat ini lebih mudah,” lanjut Citra.