Sulsel Potensial Kekeringan, Produksi Padi Terancam

Ilustrasi kekeringan - (foto by Freepik)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kekeringan bakal melanda sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan, mulai dari medio Juni hingga September 2024.

Salah satu dampak berat kekeringan ialah terancamnya produksi padi atau beras. Padahal, khusus Sulsel, produksi padi tahun 2023 lalu sudah menurun dibanding hasil 2022.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, luas panen padi pada 2023 mencapai sekitar 0,97 juta hektar. Itu menurun sebanyak 70,29 ribu hektar atau 6,77 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 seluas 1,04 juta hektar.

Akibatnya, produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 4,88 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 483,78 ribu ton atau 9,03 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 5,36 juta ton GKG.

Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 2,8 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 277,61 ribu ton atau 9,03 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 3,08 juta ton.

Kekeringan bukan hanya mengancam produksi padi, tetapi juga tanaman lainnya. Bahkan sampai mengganggu produksi listrik, terutama dari pembangkit tenaga air akibat berkurangnya curah hujan dan debit air waduk pemutar turbin.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan curah hujan  sebagian wilayah di Indonesia termasuk Sulsel akan sangat rendah periode Juni hingga September nanti. 

"Daerah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah kurang dari 50 mm per bulan perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mitigasi dampak kekeringan," ujar Dwikorita pada akun resmi BMKG, Rabu (29/5).