Perjalanan 50 Tahun Bosowa Berkarya
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sebuah imperium bisnis tidaklah
jatuh dari langit. Ia dimulai dari langkah pertama, disusul seribu dan jutaan
langkah berikutnya.
Demikian juga Bosowa, sebuah grup usaha yang dibangun dan
dikembangkan oleh pendirinya, Muhammad Aksa Mahmud, 50 tahun silam.
Tahun ini, Bosowa genap berusia 50 tahun. Puncak
peringatannya dilangsungkan secara sederhana bersama keluarga pendiri dan komponen
perusahaan.
Meski digelar secara sederhana, namun acara tersebut sakral
dan bermakna.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT Bosowa tahun
ini diawali dengan dzikir dan penyerahan santunan kepada santri.
Oleh sebagian orang, usia 50 adalah tahun emas. Untuk
mencapainya tidaklah mudah. Penuh rintangan dan tantangan.
Menilik sejarah berdirinya, pendirian Bosowa terinspirasi
dari kebijakan moneter pemerintah yang mengubah nilai tukar rupiah membuat Aksa
Mahmud mendirikan CV Moneter di Makassar Pada 22 Februari 1973.
CV Moneter inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Bosowa
yang kini menjadi kerajaan bisnis terbesar di Kawasan Timur Indonesia.
"Pada 22 Februari 1973, saya mendirikan sebuah
perusahaan bernama CV Moneter. Kala itu, saya berniat memperbaiki struktur
keuangan saya dan keluarga," kata Aksa Mahmud dalam tayangan perjalanan 50
tahun Bosowa.
Bosowa bergerak di enam grup usaha yaitu otomotif, semen,
pertambangan dan energi, jasa keuangan, properti dan pendidikan. Selain menjalankan
grup usaha intinya, Bosowa juga menjalankan sejumlah proyek perintis di bidang media,
olahraga dan agrokultur.
Bosowa juga melakukan kegiatan CSR di bidang pendidikan,
kemanusiaan dan keagamaan, serta sosial dan kebudayaan.
Tak lama usai CV Moneter dibangun, perusahaan itu kemudian
berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Moneter Motor dan
mendapat hak eksklusif menjadi dealer resmi mobil Datsun untuk
kawasan Indonesia Timur.
Lalu, pada dekade 1980-an, mendapat kepercayaan dari
Mitsubishi Motors menjadi sales dan distributor mobil Mitsubishi untuk kawasan
Indonesia Timur dan mengubah nama menjadi PT Bosowa Berlian Motor.
Nama Bosowa berasal dari nama 3 Kerajaan Bugis yaitu Bone,
Soppeng dan Wajo.
PT Bosowa Berlian Motor kemudian berkembang menjadi
distributor otomotif terkemuka di Indonesia Timur dan menjadi motor penggerak
ekspansi bisnis Bosowa di bidang perdagangan, konstruksi dan agrokultur.
Memasuki usaha jasa keuangan dengan mendirikan perusahaan multifinance.
Pada dekade 1990-an, Bosowa memasuki industri manufaktur
dengan mendirikan PT Semen Bosowa di Maros serta membangun usaha distribusi,
logistik dan transportasi pendukung.
Pada dekade yang sama, Bosowa juga ekspansi ke usaha
infrastruktur dengan membangun jalan tol Ir. Sutami di Makassar.
Mengembangkan usaha jasa keuangan dengan melakukan
akuisisi perusahaan asuransi.
Lalu pada dekade 2000-an, Bosowa ekspansi diberbagai bidang
usaha dengan mendirikan pabrik semen di Batam, mengakuisisi dan membangun
beberapa ruas jalan tol di Jabodetabek dan Makassar.
Juga memasuki usaha properti dengan mendirikan Menara Bosowa
dan mengakuisisi Hotel Aryaduta Makassar. Melakukan transisi kepemimpinan
perusahaan dari pendiri ke generasi kedua.
Memasuki dekade 2010-an, Bosowa melakukan diversifikasi
usaha jasa keuangan dengan melakukan akuisisi Bank Bukopin dan Bank Kesawan
(sekarang Bank QNB Indonesia) dan perusahaan sekuritas.
Masih dalam dekade yang sama, Bosowa memasuki usaha
pendidikan dengan melakukan akuisisi Universitas 45 (sekarang Universitas
Bosowa).
Memperkuat usaha infrastruktur dengan mendirikan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap di Jeneponto dan Terminal LPG di Makassar dan Banyuwangi.
Menambah kapasitas industri semen dengan mendirikan Line-2
di Maros dan pabrik semen di Banyuwangi.
Setidaknya, selama 50 tahun berkarya, Bosowa sudah empat
kali berganti pemimpin.
Antara tahun 1970-1980 oleh Bosowa disebut era otomotif.
Lalu dekade Kedua 1980-1990 era agrobisnis dan dekade ketiga antara tahun 1990-2006,
merupakan era manufaktur. Dari tahun 1973 hingga 2006, Bosowa dipimpin langsung
oleh founder, Aksa Mahmud.
Barulah pada dekade keempat, estafet kepemimpinan Bosowa
diserahkan Aksa Mahmud kepada putra sulungnya, Erwin Aksa antara tahun 2006
hingga 2015. Kepemimpinan Erwin Aksa ini disebut era properti, hospitaliti dan
jasa keuangan.
Dari Erwin Aksa, tampuk kepemimpinan beralih ke Sadikin Aksa
(SA) antara tahun 2015-2022. Kepemimpinan SA ini disebut era energi dan
pertambangan, media, olahraga dan pendidikan.
Kini, kepemimpinan Grup Bosowa diserahkan kepada Subhan
Aksa, putra bungsu Founder, menggantikan dua putra pendahulunya, Erwin Aksa dan
Sadikin Aksa.
Di tangan anak muda ini, kepemimpinan Subhan Aksa bersama
tim manajemen, diharapkan semakin memperkuat pondasi bisnis Bosowa dalam
menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks.
"Situasi dan kondisi ekonomi serta iklim bisnis yang
dinamis, berubah sangat cepat dan radikal. Oleh karena itu, mudah-mudahan Allah
SWT, semoga dibawah CEO Subhan ini, dimudahkan dan dapat memimpin Bosowa
kedepan sampai ke generasi ketiga," harap Aksa Mahmud.
Laporan : Mardianto Lahamid