KOLOM ANDI SURUJI : Bosowa dan Falsafah Bambu Erwin Aksa

IKON Bosowa selama ini adalah perahu pinisi, simbol ketangguhan mengarungi samudera, menantang badai. Seperti itu pula harapan pendiri Bosowa HM Aksa Mahmud mengenai usaha yang didirikannya 49 tahun silam. 

Bosowa tangguh mengarungi samudera bisnis yang penuh badai, gelombang dahsyat pasang surutnya perekonomian Indonesia. Dan perahu bisnis Bosowa itu diawaki jiwa-jiwa petarung yang pantang menyerah untuk menyelamatkan perahu besar dari gempuran badai-badai ekonomi. Bahkan berhasil mengantarkan Bosowa hingga masuk dalam kelompok 100 konglomerasi bisnis di Tanah Air. 

Badai silih berganti. Tantangan semakin beragam. Kepemimpinan bisnis pun terus berganti. Seperti itu pula di Bosowa. Dari pendiri Aksa Mahmud dialihkan ke putra sulungnya, Erwin Aksa. Lalu Erwin menyerahkan ke Sadikin Aksa. Berganti ke Rudyanto. Setiap pemimpin lain pula tantangannya. Beda juga karakter badainya. 

Pas di usia 49 tahun Bosowa, 22 Februari 2022, kepemimpinan bisnis Bosowa dialihkan ke Subhan Aksa selaku Presiden Direktur di usia muda 36 tahun. Regenerasi dari Aksa Mahmud ke Erwin Aksa bahkan dalam usia Erwin jauh lebih muda, 31 tahun. Setelah Erwin menakhodai Bosowa 10 tahun kepemimpinan diserahkan ke Sadikin Aksa saat Sadikin berusia 38 tahun, pada tahun 2016.

"Pada usia 49 tahun ini, saya menugaskan Subhan Aksa memimpin kita semua selaku Presiden Direktur. Saya yakin dia bisa dan mampu. Bagaimana Pak Aksa, setuju?" ujar Erwin. 

"Kalau (kalian) sudah putuskan, saya setuju saja," balas Aksa. 

Dalam pidato HUT Bosowa ke-49, Erwin Aksa menyebut Bosowa selain sebagai perahu pinisi, kini juga seperti pohon bambu. Tumbuh berkelompok, tegak menjulang, namun tahan badai. Takkan pernah patah dihantam badai. 

Jangan pernah patah semangat, sedahsyat apa pun hantaman badai tantangan bisnis yang membentang di hadapan kita. Jadilah seperti pohon bambu, dihantam badai tapi tak akan patah. 

Dunia bisnis pun terus berputar dan situasi berubah sedemikian cepat. Terakhir kita sedang dan terus bergulat dalam pusaran pandemi Covid-19 yang tak berujung. Meluluhlantakkan banyak bisnis. 

Kesulitan pun dialami Bosowa dengan terpuruknya ekonomi masyarakat dan sektor-sektor penggeraknya, seperti properti, semen, dan otomotif. Tetapi jiwa petarung manusia Bosowa tetap menyala. Menghadapi badai tanpa mengenal kata menyerah. Terkadang sakit dan menyakitkan. 

Sebagaimana laporan utama Majalah Ekonomi The Economist, terkait pandemi Covid-19, dunia usaha jangan berharap sebuah kehidupan normal kembali. Lebih baik bersiap menghadapi realitas-realitas baru, yang sebelumnya tak pernah terpikirkan, namun harus dihadapi. 

Realitas baru membutuhkan adaptasi baru. Perilaku dan cara-cara baru. Cara lama mungkin tidak relevan lagi. 

Itulah sebabnya, Erwin berpesan, bahwa bisnis tidak bisa mengandalkan sektor riil semata, sebagaimana yang dilakukan Bosowa selama ini. Inovasi dan teknologi harus dikembangkan Bosowa sebagaimana perusahaan-perusahaan lainnya. Dicontohkan betapa cepatnya perkembangan dunia teknologi yang menempatkan Tesla di posisi yang mengalahkan Toyota. 

"Kita tetap akan investasi dan melakukan ekspansi. Otomotif misalnya, kita akan perluas ke seluruh penjuru Tanah Air. Kita akan kembangkan bisnis-bisnis baru," katanya. 

Erwin berharap Subhan akan mampu membawa Bosowa melakukan perubahan, change management. Semua karyawan harus siap mengikuti arah perubahan haluan yang akan dilakukan dan dipilih Sang Nahkoda menghadapi arah datangnya badai-badai berikutnya. 

Tidaklah berlebihan Pak Aksa, Erwin dan Sadikin menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Bosowa dan meletakkan tanggung jawab besar dan berat pinisi besar itu ke pundak Subhan. Walaupun usianya baru 36 tahun, tetapi Subhan telah terlatih dan dilatih memimpin dua sektor (sub holding) tulang punggung Bosowa yakni otomotif dan semen.

Merespon pengangkatannya, Subhan mengungkapkan tantangan yang dihadapi Bosowa untuk tetap besar dan semakin besar, tidaklah ringan. "Bosowa harus lebih tangguh menghadapi tantangan bisnisnya dan lingkungan bisnis yang berubah drastis," katanya.

Pandemi Covid-19, menurut Subhan, telah membuka mata untuk melihat bisnis Bosowa yang harus dikembangkan, mana yang tetap dipertahankan. Bahkan memilih bisnis-bisnis baru. 

Salah satu kunci adalah peningkatan efisiensi di semua sektor bisnis dan bidang pekerjaan. Penerapan manajemen perubahan (change management) menjadi faktor penentu. 

Aksa Mahmud menilai penunjukan Subhan sudah tepat. Dia pembalap (dalam arti sesungguhnya). Pembalap akan selalu tancap gas sekencang-kencangnya, untuk mendahului lawan-lawan dan menjadi pemenang. Akan tetapi pembalap selalu punya perhitungan keamanan dan keselamatan (secure and safety) yang akurat. "Saya kira penunjukan Subhan, pilihan yang tepat," katanya.

Artikel ini telah tayang di koran Tribun Timur.