Home > PSM

KOLOM ANDI SURUJI: Drama PSM di Ujung Tahun 2024

PSM Makassar menutup rangkaian pertandingan putaran pertama musim kompetisi BRI Liga 1 2024/2025 secara dramatis. Laga di penghujung tahun 2024 tersebut berakhir dengan kekalahan 1-2 dari Persita. 

Dramatis karena PSM lebih dulu unggul satu gol di babak pertama. Terasa menyakitkan karena Persita hanya bermain 10 orang. Tidak lama setelah gawangnya kebobolan. Kekalahan itu sekaligus mengakhiri pula rekor tak terkalahkan dalam 10 pertandingan sebelumnya.

Belum hilang sedihnya, kontroversi pertandingan antara Barito Putera vs PSM di stadion Batakan sebelumnya, pun ternyata berujung pedih. Komdis PSSI pada Senin (30/12/2024) menjatuhkan sanksi gara-gara PSM bermain dengan 12 orang bersamaan di lapangan.

Padahal 12 pemain bersamaan ada di dalam lapangan hanya dalam waktu 40 detik terakhir babak kedua dan tambahan waktu. Itu pun karena Fahrul Aditia masuk lapangan atas perintah wasit pinggir lapangan. Sayangnya memang Syahrul Lasinari yang digantikan, ternyata belum keluar dari lapangan.

PSM bermain 12 orang adalah fakta. Tetapi fakta lain, pemain masuk lapangan karena telah diizinkan, dan malahan disuruh oleh wasit. Bahkan wasit mengakui kelalaiannya, kurang komunikasi dan koordinasi dengan wasit utama, sehingga peristiwa itu terjadi.

Tidak mungkin ada kesengajaan PSM memasukan pemain untuk bermain 12 orang. Mereka tahu itu pelanggaran berat, unfair play. Buktinya dua orang sudah masuk, juga atas izin dan perintah wasit pinggir atau wasit keempat. Syahrul belum keluar karena menunggu izin dan perintah wasit. 

Dan ketika masuk terjadilah situasi yang tragis itu. Sanksi Komdis menyatakan PSM kalah WO  dari Barito tiga kosong. Tambah lagi pengurangan enam poin kemudian diralat jadi tiga poin. Akibatnya PSM dengan 24 poin turun peringkat ke posisi 12 klasemen sementara.

Tentu saja menyakitkan. Kemenangannya dirampok oleh kelalaian dan keteledoran wasit. Komdis tidak adil. Amburadul.

Mengganti tiga pemain sekaligus di ujung pertandingan hanyalah strategi dan taktik menjaga kemenangan. PSM telah bermain bersih hingga menit ke-90 plus tambahan waktu 7 menit. 

Hal itu semustinya menjadi salah satu pertimbangan Komdis. Kita tunggu hasil banding atas protes yang diajukan PSM. Kita sepakat aturan harus ditegakkan. Tetapi saksi pun harus logis dan adil. Jika tidak, sia-sia jargon fair play didengungkan tanpa penegakan aturan yang adil dan fair pula.

Patut dicatat PSM sebenarnya tim fair play. Mencatat rekor tersendiri, sebagai tim yang bermain bersih tanpa kartu merah. Artinya tidak pernah melakukan pelanggaran berat, walaupun mengantongi 34 kartu kuning.

Secara induvidu, Akbar Tanjung mencatat rekor menit bermain terbanyak, yakni 1.521 menit. 

Nermin Haljeta menjadi algojo gawang lawan  dengan 5 gol dan menjadi top skor Tim Juku Eja.

Sang Kapten Yuran Fernandes membukukan assist terbanyak 4 dan mencetak 2 gol.

Catatan lain, PSM berkontribusi tiga pemain untuk Tim Nasional Indonesia. Anak-anak Ramang yang memperkuat Timnas, yakni the rising star Victor Dethan, Sulthan Zaky, dan Mufli Hidayat.

Kini saatnya PSM menutup buku catatan 2024 yang menyedihkan penuh tragedi itu. Membuka halaman-halaman baru buku 2025 dengan penuh optimisme. Bagaimana mengangkat performa tim ke peringkat atas lagi di tengah gelombang dahsyat yang menantang. 

Dalam catatannya pun PSM selalu menemukan jalan keluarnya untuk bangkit kembali manakala tertekan dan terpuruk. Kuncinya memanfaatkan secara optimal setiap peluang yang terbentang. Tetap optimis, dan stay humble....