Home > PSM

KOLOM ANDI SURUJI: Menyemai Bibit Generasi Ramang di Makassar

NAMA Ramang di Makassar identik dengan sepakbola sampai detik ini. Tetapi penggemar sepakbola mana di Tanah Air yang masih mengenal nama almarhum Ramang

Rasanya masih banyak. Kalau tidak, cobalah tanya Google atau Meta AI. Dia legenda sepakbola nasional, nama besar di PSM Makassar

PSM sendiri adalah klub tua di Asia. Berusia lebih satu abad. Berdiri di era kolonial, 2 November 1915. Dalam bahasa Belanda ditulis Macassarche Voetbal Bond.

Berkali-kali Ramang dan rekan-rekannya membawa PSM juara nasional. Mengangkat piala, kebanggaan dan kehormatan putera daerah Makassar.

Bahkan Ramang dan timnas pernah mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia. Jauh sebelum hiruk-pikuk dan kehebohan timnas yang saat ini masih berjuang untuk lolos ke ajang Piala Dunia.

Ya cerita dan sejarah itu dibuat Ramang dkk di ajang Olimpiade Melbourne, Australia, tahun 1956. Ramang cs menahan imbang Uni Soviet tanpa gol pada babak perempat final di Stadion Olympic Park, Melbourne, 29 November 1956. 

Kini, timnas Indonesia diliputi kontroversi. Banyaknya pemain naturalisasi dikritik. Dinilai sebagai jalan pintas membentuk timnas. 

Jalur cepat yang mengabaikan pembinaan dan memutus harapan anak-anak kampung, seperti Ramang cs. Untuk mereka menjadi pemain nasional. Peluang masuk timnas semakin sempit.

Tetapi tidak demikian dengan Celebes Filanesia Sport Management. Malah berpikir sebaliknya. Banyaknya pemain naturalisasi di Timnas, justru dipandang sebagai tantangan sekaligus harapan.

Hal itu harus dijadikan motivasi untuk memacu semangat anak-anak untuk belajar dan bermain sepakbola secara baik dan benar. Juga bagi para pengelola klub dan sekolah sepakbola anak-anak agar lebih serius.

Itulah dasar berpikirnya, sehingga Cefila Sport Management mulai tahun 2024 menggelar turnamen PSM Cup U15 yang berskala regional. Pesertanya, selain SSB di Makassar dan sekitarnya, ada pula yang datang dari Maluku dan Kalimantan.

Demikian juga PSM National Championship U10 dan U12. Pesertanya dari Kalimantan, Maluku sampai Papua. 

Tahun-tahun sebelumnya pun, Cefila telah menggelar turnamen usia dini yang selalu berlimpah peminat. Dari situlah ide muncul untuk memperluas usaha pembinaan grass root. Maka didirikanlah pula Celebes Filanesia Football Academy. 

Tujuannya untuk menambah sarana belajar dan bermain bola dengan tata kelola yang baik dan benar serta teratur. Binaannya dari usia 10 hingga 17 tahun.

Hanya dalam beberapa bulan pembinaan, Cefila FA sudah dapat meloloskan tiga anak didiknya ke tim Akademi PSM Makassar yang berkompetisi di Elite Pro Academy Liga-1. Satu pemain lainnya direkrut tim EPA Malut United FC.

Kecuali itu, pada turnamen Piala Soeratin 2024 yang digelar Asprov PSSI Sulsel, Cefila pun mewakili PSM Makassar setelah sekian belas tahun absen. Betapa bangganya anak-anak itu "berseragam" PSM. Motivasi yang luar biasa untuk pengembangan dirinya ke depan.

Itulah yang membuat Cefila (sport management dan football academy) optimistis. Pembinaan yang sinergi dan simultan ini dapat memberi manfaat signifikan pada dunia sepakbola usia dini dan usia muda Indonesia. Setidaknya untuk PSM Makassar dululah atau Sulsel.

Tahun 2025 dan kedepannya, dengan dukungan PSM Makassar, Cefila akan mengangkat PSM Cup ke skala yang lebih luas. Bukan lagi sekadar turnamen. Tetapi berupa Kompetisi Liga PSM, yang berdurasi panjang. 

Sasarannya, supaya pembinaan di SSB lebih teratur, tertib, dan berkelanjutan. Kompetisi PSM Cup sebagai sarana tolok ukur kinerja pembinaan klub. Juga menjadi sarana pemantauan pemain bagi akademi PSM maupun klub lain.

Betapa bersemangatnya anak-anak, pelatih, dan pembina SSB untuk turut berpartisipasi dalam ajang PSM Cup, maupun turnamen Garuda Anak Nusantara yang digelar Cefila. Lebih semangat lagi para orang tua mendukung anak-anak dan timnya.

Dari situlah semua stakeholder sepakbola harusnya bercermin. SSB dan anak-anak itu butuh ajang kompetisi secara teratur dengan pengelolaan berstandar baik. Potensi melahirkan pemain bagus sangat besar.

Dari sinilah kita berikhtiar menyemai bibit-bibit kebangkitan kembali spirit sepakbola Ramang. Berprestasi dalam serba keterbatasan. Dari Makassar, tanah tumpah darah Ramang dan legenda lainnya PSM dan timnas, untuk sepakbola Indonesia.