KOLOM ANDI SURUJI : Argentina Menari, Prancis pun Berdansa

Argentina vs Prancis di final Piala Dunia 2022 Qatar - (design by @fifaworldcup/instagram)

ARGENTINA berpesta. Dari Buenos Aires hingga pelosok warga bergembira. Menari merayakan kemenangan Lionel Messi dan kawan-kawan atas Kroasia.

Prancis tak kalah. Dansa-dansi pun digelar warga di lapangan dan jalanan di Paris hingga wilayah perkebunan anggur di penjuru negeri. Tim mereka mematahkan perjuangan dan kegigihan anak-anak Maroko, negeri bekas jajahannya.

Warga Argentina, khususnya pencinta sepakbola, bolehlah melupakan sejenak krisis ekonomi akut yang mendera. Angka inflasi tinggi. Harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak dan mencekik. Toh warga Argentina sudah terbiasa dengan kondisi ekonomi seperti itu. 

Bagi warga Argentina sepakbola adalah segalanya. Kebutuhan pokok boleh terganggu, tetapi bola harus terus dimainkan. Berputar, menggelinding di lapangan, hingga menemukan gol kemenangan.

Sepakbola adalah semangat dan jiwa yang harus hidup dan terus menyala. Sama dengan kehidupan, harus punya semangat juang untuk menjadi pemenang.

Karakter itulah melahirkan bintang-bintang, Maradona, Mario Kempes dan paling teranyar bersinar Messi. Bukan saja di Argentina. Brasil punya Pele, dan sederet bintang lainnya dari berbagai belahan dunia. 

Perhatian dan pembicaraan rakyat Argentina belakangan ini tentu fokus pada Piala Dunia FIFA Qatar. Sama dengan warga negara lain yang tim nasionalnya masih bertahan di Qatar. Belum angkat koper pulang kampung. 

Jangankan mereka itu. Warga negara yang tim sepakbolanya amburadul, belum mampu menembus putaran final atau 32 besar tim terbaik bumi ini, pun menjadikan Piala Dunia sebagai topik pembicaraan dan tontonan utama di mana-mana. 

Baru bangun, buka WhatsApp sudah bahas bola. Bergeser ke kantor, tempat kerja, pasar, terminal, warung kopi, semua bicara tentang bola, Piala Dunia dan para bintangnya. 

Kita menyaksikan Argentina di partai semifinal membantai Kroasia tiga gol tanpa balas. Padahal Kroasia bukan tim kaleng-kaleng. Mereka runner-up Piala Dunia 2018. Juaranya Prancis. 

Sementara Prancis, membungkam Maroko yang fenomenal. Melaju untuk pertama kalinya sampai ke babak semifinal. Argentina dan Prancis yang bakal berlaga di partai puncak. 

Menelusuri jejak Argentina dan Prancis dalam lebaran sejarah Piala Dunia cukup menarik juga. 

Argentina langsung menempati posisi kedua begitu Piala Dunia dimulai 1930 di Uruguay. Argentina kalah dari tuan rumah. 

Lama menanti dan berjuang, 48 tahun kemudian, Argentina baru berhasil mewujudkan impian menjadi juara dunia, yakni 1978 ketika Piala Dunia digelar di negaranya. 

Dua Piala Dunia berikutnya Argentina baru bisa juara lagi, yakni 1986 di Meksiko, setelah mengalahkan Jerman (Barat). 

Pada tahun 1990 di Italia, dan 2014 di Brasil, Argentina sampai lagi di puncak turnamen. Akan tetapi, di kedua pertandingan itu, ambisi Argentina dipadamkan Jerman. Catatan ini bagai balas dendam Jerman yang dikalahkan Argentina di Meksiko, 1986.

Prancis baru nongol di pertandingan puncak pada Piala Dunia 1998 dan juara di negaranya setelah mengalahkan Brasil. Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, Prancis gagal juara dunia setelah dikalahkan Italia. 

Empat tahun lalu di Rusia, Kroasia cukup merepotkan Prancis di pertandingan final. Tetapi akhirnya Prancis tampil sebagai juara dan meraih Piala Dunia.

Satu fakta sejarah sepakbola, Argentina belum pernah bertemu Prancis dalam partai puncak Piala Dunia. Di Qatar, penari benua Amerika bertemu pedansa benua Eropa. 

Argentina dan Prancis sama-sama mengantongi dua gelar juara Piala Dunia. Siapa yang akan jadi pemenang, meraih Piala Dunia 2022 Qatar? Apakah Prancis mampu mempertahankan gelar 2018, atau Argentina akan merebutnya?. 

Dalam sejarah Piala Dunia, baru dua negara yang mampu juara dua kali secara beruntun. Italia (1934 dan 1938) dan Brasil (1958 dan 1962).

Memang, di Qatar belum lahir juara dunia baru. Tetapi sejarah dunia mencatat, baru kali ini wakil benua Afrika dan Arabia, yakni Maroko melaju sampai babak semifinal. Baru kali ini Piala Dunia digelar di negara Arab dan Islam. Qatar dan Maroko telah menunjukkan wajah dunia Islam yang cantik dan sikap warga dunia muslim yang indah. 

Kita tunggu dua kali 45 menit pertandingan Argentina versus Prancis. Bahkan bisa ditambah perpanjangan waktu, sampai adu penalti. Itu bukanlah waktu yang singkat untuk menahan detak jantung. 

Akan Tetapi cukup bergembira untuk mengakhiri pesta Piala Dunia Qatar. Menanti empat tahun lagi hingga Piala Dunia digelar 2026 di tiga negara Amerika Utara, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Puncaknya di AS.