KOLOM ANDI SURUJI : Piala Dunia dan Gol-gol Harapan

Pemain Prancis selebrasi usai lolos ke perempat final Piala Dunia 2022 - (foto by @fifaworldcup/instagram)

"DALAM bekerja terkadang diperlukan permainan. Dalam bermain pun harus ada keseriusan."

Kalimat sederhana namun penuh makna itu, sering saya dengar dari pendiri Kompas-Gramedia, almarhum Jakob Oetama. Di ruang-ruang rapat redaksi ataupun dalam kegiatan lain.

Main dan serius itu dibutuhkan supaya dalam bekerja dan bermain kita bisa enjoy. Karena kita enjoy, menikmati, maka kita lebih tekun, disiplin, gembira, dan efektif dalam proses mencapai tujuan bekerja dan bermain.

Sama halnya dalam sepakbola. Sepakbola adalah permainan. Juga sekaligus sebagai pekerjaan. Karena itu ada orang yang pekerjaannya adalah pemain bola. Tidak ada pekerjaan yang lain.

Main dan serius. Bermain serius. Serius bermain. Begitulah para bintang sepakbola. Mereka tekun bermain dan bermain, berlatih dan terus berlatih. Mengasah bakatnya, mempertajam minatnya. Bahkan ada yang  membuat program tambahan, sehingga melebihi program latihan resminya.

Tentu ada yang dikorbankan. Misalnya, waktu untuk bersama pacar, keluarga, dan teman-teman. Itu juga bukti keseriusan menekuni pekerjaan. Dan keseriusan tersebut lahir lalu bersemayam inheren dalam keseharian. Menjadi kebiasaan atau bahkan sudah seperti way of life.

Menjadi pemain sepakbola dan menetapkannya sebagai pekerjaan, tentu urusan individu, pilihan pribadi. Akan tetapi, permainan sepakbola bukan urusan individu. Melainkan permainan tim.

Itulah sebabnya sebuah tim sepakbola disebut kesebelasan. Pemainnya maksimal sebelas orang dalam satu tim pada setiap pertandingan. Tidak boleh lebih dari sebelas orang, tetapi bisa kurang.

Misalnya, salah satu pemain dihadiahi kartu merah oleh wasit. Pemain tersebut harus keluar lapangan. Berarti timmya harus bermain dengan sepuluh orang menghadapi sebelas pemain tim lawan.

Sebagai permainan tim, maka dibutuhkan team work. Sebelas orang harus menjadi team work yang kompak, saling bersinergi, saling mendukung.

Sebagai tim, tidak boleh ada individu yang merasa jago sendiri. Tetapi semua harus menjadi support system bagi timnya.

Kadang ada individu yang harus berkorban demi mencapai tujuan. Yakni mencetak gol sebanyak mungkin ke gawang lawan. Meraih kemenangan sebagai tujuan akhir tim dalam satu pertandingan.

Sebagai suatu support system dalam permainan team work, setiap individu harus berkontribusi maksimal untuk tim sesuai job desc masing-masing.

Ada yang berkontribusi untuk menjaga gawang, ada yang bertanggung jawab menjaga wilayah pertahanan. Ada pula yang bertugas sebagai pengantar bola dari wilayahnya ke daerah pertahanan lawan sampai terciptanya gol.

Ada juga yang bertugas khusus menyerang, tidak perlu turun jauh ke wilayah pertahanan jika ada serangan yang datang dari lawan. Jika terjadi serangan balik, maka penyerang bisa malaksanakan tugasnya dengan baik.

Itulah permainan sepakbola. Job desc masing-masing pemain sudah ada. Ada juga pemain yang bertindak kapten kesebelasan, sampai mereka yang bertugas melaksanakan eksekusi tendangan bebas.

Agar mekanisme team work bekerja secara optimal, maka setiap kesebelasan memerlukan satu kapten. Tugas dan tanggungjawabnya ialah mengatur teman-temannya. Juga mengatur dirinya sendiri.

Ibaratnya, sepakbola adalah sebuah orkestrasi. Diperlukan satu dirigen yang mengatur dan mengharmonisasikan timnya. Membangun serangan untuk menciptakan gol, maupun menyusun pertahanan agar tidak kebobolan.

Kecuali hal-hal yang saya sebutkan di atas, ada satu lagi poin penting yang dapat dipetik dari pemain bola. Yakni bola-bola atau gol-gol harapan. Selalu ada harapan di ujung permainan. Pemain tidak pernah dan tidak boleh putus harapan.

Satu contoh kasus teranyar ketika Polandia tertinggal tiga gol dari Prancis. Bahkan tambahan waktu permainan pun sebenarnya sudah habis, dan wasit tinggal meniup pluit tanda akhir pertandingan.

Akan tetapi dalam serangan Polandia ke arah gawang Prancis, salah seorang pemain Prancis terekam handsball. Setelah wasit mengecek VAR, akhirnya menunjuk titik penalti.

Lewandoski mengeksekusi bola penalti itu dengan baik, sehingga mengubah skor menjadi 3-1 untuk memperkecil selisih gol. Walaupun gol itu tak menghentikan langkah Prancis melaju ke babak selanjutnya. Tidak juga untuk mencegah tim Polandia  angkat koper pulang kampung.

Itulah sepakbola....