CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Stigma bermain golf adalah dengan berpakaian rapih. Celana panjang atau pendek non jeans plus kaos polo t-shirt aneka merek dan desain. 

Satu lagi. Harus memakai sepatu. Tidak boleh mengenakan sandal. Sepatu pun sepatu khusus yang kuat mencengkram ke tanah. Agar golfer terhindar dari risiko cedera karena terpeleset.

Pakaian golf itu produk impor maupun lokal tidak masalah. Yang penting rapih dan sesuai peruntukannya. Di mana-mana berlaku aturan itu.

Akan tetapi, komunitas golfer di Makassar yang tergabung dalam paguyuban Makassar Golfer Community punya agenda dan cara tersendiri untuk keluar dari pakem pakaian golf tersebut.

Setiap tahun, sekali dalam bulan puasa ramadan, mereka mengagendakan bermain golf bersama, mengenakan sarung. "Ya mungkin aneh bagi orang lain ya. Tetapi ini sudah sepuluh kalinya kita selenggarakan. Ini kemudian banyak diikuti di daerah lain," ujar Munzier, Wakil Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) Sulawesi Selatan, Minggu (2/5/2021) di Padang Golf Baddoka, Makassar.

Padang Golf Baddoka merupakan lapangan golf tertua di Sulsel. Belakangan hadir lapangan golf Tonasa milik Pabrik Semen Tonasa di Pangkajene Kepulauan. 

Lapangan golf paling representatif, bahkan untuk kejuaraan internasional, ialah Padi Valley di Gowa. Satu lagi lapangan golf di utara provinsi ini, yakni di Sorowako.

Golf bersama mengenakan sarung itu pun cuma untuk sembilan hole. Dimulai setelah shalat dhuhur atau ashar. Mereka bermain hingga menjelang tiba waktu buka puasa. Lalu berbuka puasa bersama di lapangan golf.

Ya golf sarungan itu lebih mengutamakan kebersamaan dan bersenang-senang. Walaupun sekadar "happy golfing" tetapi penyelenggara tetap menyediakan hadiah untuk golfer yang mencapai prestasi, meraih catatan skor terbaik.

"Terserah golfer mau main 18 hole atau pun cuma 9 hole, yang dihitung hanya sembilan hole pertama," ujar Suhardi, Sekretaris PGI Sulsel.

Kecuali bermain golf pake sarung, buka puasa bersama, agenda tahunan ramadan ini juga dirangkaikan dengan kegiatan berbagi rejeki golfer kepada para caddy, petugas lapangan (keamanan dan pemelihara lapangan seperti gardener) serta masyarakat sekitar lapangan golf.

Para golfer bergotong royong mengumpulkan dana untuk dibelikan paket bahan makanan lalu dibagikan kepada mereka yang juga memiliki tugas dan fungsi yang cukup penting dalam menunjang permainan dan olahraga golf.

Itulah sebabnya agenda tahunan ini juga disebut charity golf. Tahun ini MGC membagikan 1.100 paket bahan pokok makanan yang merupakan hasil saweran dari 125 golfer. Ada yang sumbang tiga paket sampai 20 paket. 

Menurut informasi yang dihimpun CELEBESMEDIA.ID, golfer Makassar bermain golf pakai sarung sudah ada sejak dahulu. Bedanya cuma tidak terorganisir.

Alkisah, tokoh-tokoh dan golfer di daerah ini, semisal almarhum Haji Kalla, ayahanda HM Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-10 dn 12, bermain golf pakai sarung di eranya. Tentu saja dalam konteks bermain dan latihan, bukan dalam turnamen resmi yang penuh dengan aturan termasuk soal kostum.

Menurut kisah, Haji Kalla dan kawan-kawan era itu bermain golf mengenakan sarung di Baddoka seusai mereka melaksanakan shalat subuh. Mereka shalat subuh dulu di Masjid Raya Makassar lalu menuju Baddoka untuk bermain. Masih pakai sarung. 

Boleh jadi tradisi golf sarungan tempo doeloe itulah yang direkonstruksi dan dimodifikasi dengan acara buka pusa bersama dan berbagi rejeki (charity golf).