Buntut Keributan PSS Sleman vs Arema FC, BOPI Ancam Cabut Rekomendasi PT LIB

. Sabtu, 18 Mei 2019 11:11
Kericuhan suporter PSS dan Arema FC - (foto by Antara)

CELEBESMEDIA.ID, Jakarta - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan bahwa kericuhan antar-suporter saat laga perdana Liga 1 Indonesia di Stadion Maguwaharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu lalu (15/5/2019), menjadi tanggung jawab operator liga PT Liga Indonesia Baru (LIB).

"PSSI menyerahkan tanggung jawab kepada LIB karena mereka memiliki mekanisme dan standar prosedur operasional sendiri dalam menjalankan pertandingan," ujar Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria di Jakarta, Jumat (17/5/2019) malam, seperti dilansir CELEBESMEDIA.ID dari Antara.

Ratu Tisha melanjutkan, LIB sebagai penyelenggara kompetisi dalam praktiknya menyerahkan mandat kepada panitia pelaksana pertandingan yang bertanggung jawab penuh atas semua yang terjadi saat pertandingan.

Menurut dia, saat ini semua pihak dari panpel sampai LIB terus mengumpulkan data-data dan mengeluarkan laporan akhir terkait peristiwa tersebut. Laporan pamungkas inilah yang akan diserahkan kepada PSSI selaku induk federasi sepakbola di Indonesia.

"Semua prosedur sedang dilaksanakan," kata Ratu Tisha.

Pertandingan pembuka Liga 1 Indonesia 2019 antara PSS Sleman vs Arema FC, yang berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan tuan rumah, dihentikan pada menit ke-30 karena terjadi keributan yang melibatkan kelompok pendukung kedua tim.

Sesuai regulasi, wasit memberikan jeda sampai situasi dapat dikendalikan. Laga itu sendiri berlangsung sampai tuntas.

Kerusuhan itu mendapatkan perhatian dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Ketua BOPI mengundang LIB pada Jumat (17/5/2019), untuk mendengarkan langsung soal peristiwa tersebut.

Ketua BOPI Richard Sam Bera meminta LIB untuk melakukan tindakan tegas, termasuk di dalamnya sanksi dari PSSI kepada semua yang terlibat, dalam waktu 3x24 jam. Jika tidak dilakukan, BOPI mengancam akan mencabut rekomendasi yang sebelumnya mereka berikan untuk Liga 1.

"Mekanisme yang bisa kami lakukan adalah mencabut rekomendasi. Pak Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi juga sempat menyarankan Liga 1 dihentikan dahulu selama bulan Ramadan," tutur Richard.