Tegang dan Tertawa Nonton Fun Football Karyawan Bosowa
DALAM pekerjaan ada unsur permainan walau tidak boleh main-main dalam bekerja. Tetapi dalam setiap permainan sekalipun harus ada juga keseriusan.
Kalimat itu sering disampaikan almarhum Jakob Oetama, pendiri komglomerasi bisnis media, Kompas-Gramedia Group, yang sering saya dengar dalam rapat-rapat redaksi ketika saya masih bekerja di Harian Kompas.
Demikianlah cara dan etos kerja yang baik dan benar sehingga setiap pekerjaan dapat kita nikmati. Dilakukan dengan senang hati dan riang gembira tanpa terasa beban kerjaan. Begitu juga ketika bermain, harus ada keseriusan, sehingga permainan apa pun yang kita lakukan dapat dinikmati dengan baik.
Kalimat itu, dan sosok Pak Jakob, terngiang kembali dalam pikiran saya, tatkala menyaksikan pertandingan sepakbola senang-senang (fun football) antar-karyawan perusahaan Bosowa.
Pertandingan sepakbola itu satu dari serangkaian pertandingan cabang olahraga lainnya dalam rangka karyawan Bosowa merayakan hari ulang lahir perusahaannya yang ke-52 tahun 2025 ini.
Bosowa adalah konglomerasi multi bisnis yang didirikan dan dibangun pengusaha Bugis, HM Aksa Mahmud, pada 22 Februari 1973 di Makassar. Kini Bosowa menjadi ladang penghidupan bagi ribuan karyawan tetap maupun kontrak dan outsourcing.
Fun Football yang digelar selama 4 hari di Lapangan Sepakbola PSM Makassar, Bosowa Sport Center, diikuti 10 tim. Semen Bosowa Maros menjadi juara setelah menundukkan tim Grup Properti dalam adu pinalti yang dramatis.
Tim Properti yang juara mini soccer tahun lalu, harus mengakui keunggulan tim Semen yang punya tagline "berdiri keras dan kuat" tersebut.
Dewi Fortuna tak berpihak pada Properti kali ini. Dua penembaknya, tak mampu menyarankan bola ke gawang SBM. Dua-duanya membentur mistar gawang sehingga tidak gol.
Secara teknik, Properti tidaklah kalah. Pemainnya juga lincah-lincah dan masih muda-muda. Tetapi tim Semen lebih matang, lebih tenang, kokoh seperti tagline-nya, terutama saat drama adu pinalti itu. Dua gol cukup memupus harapan Properti mempertahankan gelar juara mini soccer.
Mustinya, Tim Properti "mengancam" sedikit Tim Semen. "Eh, kalau kalian tidak mengalah, kami tidak beli semenmu..." Hahaha itu komentar penonton.
Pertandingan mereka memang seru dan menegangkan. Silih berganti saling serang. Tetapi kedua kiper bermain cemerlang. Sehingga pemenang ditentukan dalam adu pinalti.
Tim Semen pun melaju ke final, setelah mengalahkan tim flamboyan, Official PSM Makassar, juga dalam adu pinalti. PSM diperkuat Ronald Fagundez, mantan pemain PSM. Demikian juga Tim Properti, mengalahkan Tim Otomotif di semi final dalam adu pinalti.
Ketegangan lain menyaksikan seluruh tim berlaga, karena terkadang mereka terlalu serius dan sangat bersungguh-sungguh bermain sehingga benturan antar pemain tak terelakkan. Silih berganti pemain tergeletak, dan yang melanggar diganjar kartu kuning.
Lucunya, setiap pemain yang tergeletak selalu mau dipanggilkan tim medis. Nah, penonton bilang, kalau tim medisnya perempuan yang masuk lapangan memberi perawatan, pemain pasti selalu lama-lama tergeletak. Sebaliknya, kalau laki-laki, dia cepat-cepat bangkit dan bermain lagi. Tentu saja itu hanya guyonan.
Peristiwa lucu namun serius lainnya, dialami pelatih Properti, Abu Huraera. Karena terlalu banyak protes kepada wasit, ia pun diganjar kartu kuning. "Hmm masih mau? Tobatko..." kata penonton.
Nah, momen itu jadi alat bukti sah, bahwa walaupun fun football ini hanya barmain untuk senang dan senang bermain, tetapi juga serius. Semua harus patuh peraturan pertandingan.
Banyak lagi kejadian lucu. Beberapa pemain yang harus menerima hukuman kartu, karena keteledoran. Misalnya, ada yang belum diizinkan, ia sudah berlari masuk lapangan. Aturannya, pemain baru boleh masuk lapangan jika sudah diizinkan oleh wasit.
Sial betul, karena baru saja dua menit bermain, setelah mendapatkartu, ia dihukum kartu lagi. Pasalnya, pemain itu kedapatan oleh wasit tidak memakai pelapis kaki atau decker. Jadinya dihadiahi karti merah, dan harus keluar lapangan.
Lucunya, pas pula nomor punggungnya 52, sama dengan angka peringatan HUT Bosowa. Hahaha terlalu keramat itu nomor, terlalu berani pakai nomor 52.....
Pokoknya seru deh. Lucu, tegang, tapi serius.
Laporan: Andi Suruji