Amerika Serikat -Iran Kian Tegang, Harga Minyak Mentah Dunia Terus Naik

Salah satu aksi penyerangan kapal tanker di Selat Hormuz pada bulan Mei lalu - (foto by The Guardian)

CELEBESMEDIA.ID, Jakarta - Harga minyak mentah dunia masih terus merangkak naik didorong sentimen ketegangan di Timur Tengah yang semakin menjadi. Akan tetapi proyeksi pertumbuhan permintaan yang semakin lemah masih menjadi beban yang cukup berat bagi pergerakan harga si emas hitam.

Dirilis CELEBESMEDIA.ID dari CNBCIndonesia, pada perdagangan hari ini, Senin (17/6/2019) pukul 09:00 WIB, harga minyak brent kontrak pengiriman Agustus naik 0,42% ke level US$ 62,27/barel. Sementara harga light sweet (WTI) kontrak pengiriman Juli menguat 0,27% menjadi US$ 52,65/barel. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu (14/6/2019), Brent dan WTI tercatat melemah masing-masing sebesar 2,02% dan 2,74% dalam sepekan.

Setelah terjadi penyerangan terhadap dua kapal tanker di Selat Hormuz pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengamankan pelayaran di Timur Tengah"Kami tidak ingin perang. Kami telah melakukan apa yang kami bisa untuk mencegah hal ini," ujar Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Fox News, mengutip Reuters, Minggu (16/6/2019) kemarin. "Iran harus paham bahwa kami akan terus mengambil tindakan yang dapat menghalangi Iran untuk terlibat dalam prilaku semacam ini (penyerangan tanker)," pungkasnya.

Pernyataan Pompeo seakan mengirim sinyal bahwa ketegangan AS dengan Iran masih akan terus berlangsung dan meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak. Pasalnya, satu per lima konsumsi minyak dunia didistribusikan melalui Selat Hormuz.

Sebelumnya AS telah menuduh Iran sebagai dalang di balik sejumlah penyerangan kapal tanker di perairan Fujairah, Selat Hormuz. Penyerangan pertama tahun ini terjadi pada empat kapal tanker di bulan Mei, sementara yang terbaru terjadi pada dua kapal tanker pekan lalu.

Namun, harga minyak juga masih terbebani akibat kekhawatiran pelaku pasar akan banjir pasokan yang bisa saja terjadi di tahun ini. Tiga lembaga yang mengawasi pasar minyak mentah global secara serempak menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan pada pekan lalu.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan sebesar 70.000 barel/hari menjadi 1,14 juta barel di tahun 2019. "Sepanjang semester I-2019, ketegangan perdagangan global telah meningkat. Risiko penurunan yang signifikan akibat eskalasi perang dagang telah mempengaruhi pertumbuhan permintaan global," tulis laporan OPEC.

Sebelumnya, US Energy Information Administration (EIA) juga memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2019 sebesar 160.000 barel/hari menjadi 1,22 juta barel/hari. Sementara untuk 2020, perkiraan pertumbuhan permintaan minyak juga diturunkan 110.000 barel/hari menjadi 1,42 juta barel/hari. Teranyar, International Energy Agency (IEA) yang bermarkas di Paris juga ikut memangkas proyeksi pertumbuhan minyak sebesar 100.000 barel/hari menjadi 1,2 juta barel/hari sebagai reaksi atas eskalasi perang dagang.