Warga Palestina Tiba-tiba Desak Hamas Mundur dan Hentikan Perang

Ratusan warga Gaza turun ke jalan dalam protes anti-Hamas - (foto by media sosial X)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Ratusan warga Palestina melancarkan aksi protes mendesak kelompok militan Hamas untuk menghentikan perang.

Massa yang umumnya laki-laki tersebut meneriakkan slogan anti-Hamas, menyerukan diakhirinya perang dengan Israel, dalam demonstrasi yang terjadi pada Selasa (25/3/2025) malam di Beit Lahia, tepatnya di depan Rumah Sakit Indonesia.

Protes di Gaza utara ini terjadi sehari setelah kelompok Jihad Islam menembakkan roket ke Israel

Tembakan roket tersebut mendorong keputusan Israel untuk mengevakuasi sebagian besar wilayah Beit Lahia. Keputusan itu memicu kemarahan publik di daerah tersebut.

Aksi protes itu beredar luas di media sosial. Video tersebut banyak dibagikan di media sosial oleh aktivis yang biasanya kritis terhadap Hamas. Dalam video menunjukkan para pemuda berbaris di jalan-jalan Beit Lahia, Gaza utara. Mereka meneriakkan, "Keluar, keluar, keluar, Hamas keluar."

Protes ini terjadi di tengah serangan udara intensif Israel yang dilanjutkan setelah gencatan senjata selama hampir dua bulan berakhir.

Beberapa orang membawa spanduk bertuliskan "Hentikan perang" dan "Kami ingin hidup damai".

"Saya tidak tahu siapa yang mengorganisir protes ini. Saya ikut serta untuk menyampaikan pesan dari rakyat: Cukup sudah dengan perang ini," kata salah satu pemuda sebagaimana yang dikutip dari AFP, Rabu (26/3).

Seorang demonstran lainnya mengatakan protes tersebut didasari rasa lelah dengan konflik yang terus berkepanjangan. 

"Jika meninggalkan kekuasaan di Gaza adalah solusi, mengapa Hamas tidak menyerahkannya demi melindungi rakyat?" katanya kepada AFP.

Selain di Beit Lahia, aksi serupa juga terjadi di kamp pengungsi Jabalia di bagian barat Kota Gaza. 

Mengutip CNBC, Israel telah lama menyerukan warga Gaza untuk melawan Hamas, kelompok yang menguasai wilayah tersebut sejak 2007. Perang yang berlangsung lebih dari 17 bulan ini telah menghancurkan Gaza, diperburuk dengan kondisi kemanusiaan yang makin memburuk setelah Israel menutup akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut sejak 2 Maret, sebagai upaya menekan Hamas agar membebaskan sandera Israel.