Konflik Israel - Hizbullah Kian Sengit, Dikhawatirkan Pecah Perang Regional

Sistem antirudal Israel mencegat roket yang ditembakkan dari Lebanon, dekat Kiryat Shmona, Israel utara, pada 18 September 2024 - (foto by Antara)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Konflik antara Israel dan Hizbullah kian sengit, Kamis (19/9).

Kedua pihak saling menyerang dan bersumpah untuk melakukan pembalasan lebih lanjut, sehingga meningkatkan kekhawatiran terjadi perang regional yang lebih luas.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengecam ledakan baru-baru ini yang menargetkan alat komunikasi di seluruh Lebanon, menyebutnya sebagai "tindakan perang" dan menyalahkan Israel secara langsung, demikian melansir Antara, Jumat (20/9).

Hassan Nasrallah bersumpah bahwa Hizbullah akan tumbuh lebih kuat dan lebih mampu menghadapi bahaya apa pun.

Pidato Nasrallah kemudian dibalas Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan dalam sebuah pesan video dari pangkalan militer Kirya di Tel Aviv bahwa operasi militer Israel di Lebanon akan terus berlanjut. 

Dalam fase baru konflik ini "ada peluang signifikan tetapi juga risiko yang besar," katanya menegaskan, menambahkan bahwa "Hizbullah merasa tertekan dan teraniaya."

Sementara menurut Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad, ledakan pager dan radio genggam pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) mengakibatkan 37 orang meninggal dunia dan 2.931 orang terluka. 

Para pejabat Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.   Seorang pejabat senior militer Israel, yang berbicara secara anonim, mengatakan kepada lembaga penyiaran negara Kan TV bahwa "aksi militer di wilayah utara kini tampaknya tak terelakkan" setelah hampir setahun pertikaian perbatasan.

Pada Kamis, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) melaporkan bahwa Hizbullah melancarkan serangan drone dan rudal ke Israel utara, yang mengakibatkan kematian dua tentara Israel dan beberapa tentara terluka parah. 

Korban tewas yakni Nael Fwarsy (43) seorang komandan kompi tewas dalam serangan drone di dekat Ya'ara di Galilea Atas, sementara tentara berusia 20 tahun Tomer Keren tewas akibat serangan rudal antitank di dekat perbatasan.

Sebagai balasan, IDF dengan cepat melancarkan tembakan artileri dan serangkaian serangan udara yang menargetkan posisi Hizbullah yang diduga berada di Lebanon selatan. 

IDF mengumumkan bahwa rencana untuk "melanjutkan perang" melawan Hizbullah telah disetujui, dengan kepala militer Herzi Halevi merampungkan strategi untuk "arena utara."

Perang terbaru ini terjadi menyusul bentrokan saat ini yang dimulai pada 8 Oktober 2023, ketika Hizbullah mulai melancarkan serangan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas kepada Hamas di Gaza, yang memicu tembakan artileri balasan dan serangan udara Israel ke Lebanon tenggara. 

Konflik tersebut telah menyebabkan banyak korban jiwa dan mengakibatkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua pihak.

Sumber : Antara