Selain Kelarapan, Nyawa 640 Ribu Anak di Gaza Terancam Polio

Warga Palestina menunggu pasokan makanan bantuan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 14 Februari 2024. - (foto by xinhua/ antara)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel menghadapi ancaman baru di bidang kesehatan.

Warga di Jalur Gaza, Palestina harus berhadapan dengan ancaman penyakit polio  yang seharusnya sudah menjadi bagian dari masa lalu kembali muncul menghantui mereka. 

Tercatat di Kementerian Kesehatan Gaza, pada Juli 2024 wilayah tersebut sebagai daerah epidemi polio setelah terkonfirmasinya kasus pertama dalam 25 tahun terakhir di Kota Deir Al Balah, Gaza tengah sebagaimana yang dilansir dari Antara, Minggu (1/9).

Kementerian Kesehatan Palestina mengkhawatirkan bahwa kasus ini mungkin hanyalah puncak gunung es, dengan kemungkinan masih banyak kasus lain yang belum terdeteksi.

Polio, penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama rentan menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.

Dari setiap 200 kasus infeksi, satu di antaranya dapat mengalami kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan, dan antara 5-10 persen dari mereka yang lumpuh akhirnya meninggal dunia akibat kegagalan fungsi otot pernapasan.

Situasi ini semakin memburuk karena kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai di Gaza, yang telah hancur akibat konflik.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merencanakan kampanye vaksinasi polio dua tahap di Gaza bagi lebih dari 640.000 anak di bawah usia 10 tahun. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui penyediaan 1,6 juta dosis vaksin polio.

Namun pasukan Israel berulangkali mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga Gaza, yang menjadi target vaksinasi polio. 

Rencana semula, kampanye vaksinasi polio di Gaza akan dilaksanakan akhir Agustus 2024, namun mundur hingga ada akses dan jaminan keamanan yang jelas dari Israel.

"Penyebaran polio yang cepat mengancam seluruh anak-anak di Gaza, yang sudah lelah akibat pengungsian, perampasan, dan malnutrisi," kata Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell,.

Sedangkan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait tantangan besar yang dihadapi dalam upaya vaksinasi di Gaza.

"Tantangannya sangat besar, dengan sistem kesehatan, air, dan sanitasi yang buruk, serta banyak rumah sakit dan fasilitas perawatan utama yang tidak beroperasi. Orang-orang terus-menerus terpaksa mengungsi demi keselamatan mereka," ujar Guterres

Sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023, situasi di Gaza semakin memburuk. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 40.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Selain itu, blokade yang diberlakukan Israel menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan di wilayah tersebut.

Dalam kondisi ini, anak-anak di Gaza menjadi kelompok yang paling rentan. Diperkirakan sekitar 50.000 bayi telah lahir di Gaza sejak Oktober tahun lalu, dan banyak di antaranya belum menerima vaksinasi akibat krisis yang sedang berlangsung.

Sumber: Antara