Kondisi Anak-anak Gaza Kian Terpuruk, Bantuan Kemanusiaan Dibatasi

Kondisi anak-anak di Gaza semakin mengenaskan dari hari ke hari, dengan pasokan makanan, air, dan obat-obatan semakin minim - (foto by Antara/Anadolu)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kondisi anak-anak di Gaza semakin memprihatinkan dari hari ke hari. Selain pasokan makanan yang terbatas, ketersediaan air obat-obatan semakin minim dan diperburuk serangan Israel serta pembatasan ketat bantuan kemanusiaan. Hal ini ditegaskan juru bicara UNICEF, James Elder pada konfrensi pers di PBB Jenewa, Selasa (15/10) waktu setempat.

"Setiap hari, kekurangannya semakin parah," ujar Elder sebagaimana yang dikutip dari Antara.

Ia juga menyoroti bahwa 85 persen dari Jalur Gaza berada di bawah perintah evakuasi dan dalam kondisi yang tak layak huni. Elder juga membeberkan  Agustus menjadi bulan dengan jumlah bantuan terendah yang masuk ke Gaza sejak konflik dimulai.

Selain itu, baru-baru ini, tidak ada truk komersial yang diizinkan memasuki Gaza, sehingga memperparah situasi yang sudah ada.

Elder memperingatkan, jika pembatasan terhadap bantuan tidak segera dicabut dan serangan tidak dihentikan, situasi anak-anak yang sudah parah ini hanya akan semakin memburuk.

"Setiap harinya, kondisi bagi anak-anak semakin buruk dari hari sebelumnya, dan ini akan terus berlanjut selama serangan berlangsung dan pembatasan bantuan kemanusiaan terus diperketat," tambahnya.

"Sulit dibayangkan, tetapi besok akan lebih buruk bagi anak-anak daripada hari ini."

Berdasarkan data Save the Children International sudah 3.100 anak-anak di bawah usia 5 tahun telah tewas di Gaza, dan ribuan lainnya berisiko mengalami malnutrisi berat. Organisasi ini menggambarkan Wilayah Pendudukan Palestina (OPT) sebagai "tempat paling mematikan di dunia bagi anak-anak saat ini."

Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza setahun terakhir. Tercatat lebih dari 42.300 orang telah tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 98.600 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk menghentikan perang.

Sumber: Anadolu - Antara