Ribuan Warga Eropa Unjuk Rasa Kecam Israel, Bentrok dengan Aparat di Roma
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Ribuan warga di Eropa turun ke jalan menjelang satu tahun genosida di Gaza. Para pengunjukrasa pro-Palestina itu menyerukan gencatan senjata segera dan penghentian penjualan senjata ke Israel.
Unjuk rasa tidak hanya terjadi di satu kota saja. Melainkan pada seluruh kota besar di Eropa.
Di Spanyol, kelompok masyarakat sipil dan partai politik sayap kiri menginisiasi aksi protes nasional selama tiga hari di lebih dari 50 kota, termasuk Madrid dan Barcelona.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan seperti “Ini bukan perang, ini genosida” dan “Dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka.”
Di Belanda, ribuan orang berkumpul di Dam Square, Amsterdam, mengkritik dukungan pemerintah Barat terhadap Israel meski serangan terus berlangsung.
Para pembicara mendesak lembaga-lembaga internasional untuk bertindak menghentikan konflik, yang dalam beberapa minggu terakhir meluas hingga Lebanon.
Di Stockholm, para demonstran berbaris menuju Kementerian Luar Negeri Swedia, mengutuk tindakan Israel sebagai genosida dan menyerukan perubahan sistemik untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
London menyaksikan ratusan ribu orang berbaris dari Russell Square ke Downing Street, menandai demonstrasi nasional ke-20 sejak serangan Gaza dimulai.
Mantan Menteri Pertama Skotlandia, Humza Yousaf, ikut serta dalam protes, membela aksi ini dari tuduhan sebagai “pawai kebencian.”
Di Paris, ribuan orang berkumpul di Republic Square dan berbaris menuju Place de Clichy.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan keffiyeh hitam dan merah menuntut penghentian pengiriman senjata ke Israel.
Tidak hanya di negara Eropa, unjuk rasa dengan tuntutan serupa juga digelar di Turki, Serbia dan Swiss.
Demonstrasi dukungan untuk Palestina juga digelar di Beograd, ibu kota Serbia. Massa mengecam Serbia karena menjual senjata ke Israel.
Di Basel, Swiss, sekitar 2.000 demonstran berkumpul untuk memprotes Israel. Mereka menyerukan gencatan senjata segera di Lebanon dan Gaza serta sanksi ekonomi terhadap Israel, termasuk penghentian kerja sama akademik Swiss dengan Israel.
Di Istanbul, kerumunan besar berbaris membawa bendera Palestina dan foto aktivis Turki-Amerika, Aysenur Ezgi Eygi, yang tewas bulan lalu oleh tentara Israel.
Bentrok di Roma
Demonstrasi mendukung Palestina di Roma, Italia, pada Sabtu (5/10) diwarnai bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan.
Aksi yang digelar di lapangan Piazza Ostiense tersebut menentang aturan polisi yang melarang peringatan satu tahun agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Aksi tersebut berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan ketika pengunjuk rasa meninggalkan lapangan itu, tetapi pintu keluar diblokir aparat.
Polisi menyemprotkan gas air mata dan menembakkan meriam air untuk membalas lemparan botol pengunjuk rasa.
Sedikitnya tiga pengunjuk rasa dan 30 aparat keamanan, termasuk 26 polisi, terluka, menurut media setempat.
Selama satu tahun sejak itu, lebih dari 41.800 orang telah tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta hampir 97.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi, sementara blokade yang berkelanjutan menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sumber: Anadolu - Antara