Kenalkan Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas Dijuluki Mayat Berjalan oleh Israel

Ismail Haniyeh (kiri) dan Yahya Sinwar (kanan) - (foto by Quds News Network)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Hamas telah menunjuk pengganti Ismail Haniyeh sebagai pemimpin biro politik. 

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga Allah mengasihaninya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan singkat, yang dikutip dari Al Jazeera, Rabu (7/8).

Seorang pejabat senior Hamas kepada AFP mengatakan terpilihbya Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas menandakan bahwa perlawanan kelompok tersebut tetap berlanjut.

Profil Yahya Sinwar

Yahya Sinwar merupakan salah satu petinggi Hamas yang telah lama menjadi buron tentara Israel. Ia dituduh mendalangi serangan 7 Oktober, serangan terburuk dalam sejarah Israel, yang menewaskan 1.198 orang dan menyandera 251 orang menurut angka resmi Israel sebagaimana yang dilaporkan AFP.

Setelah serangan itu, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Richard Hecht menjuluki Yahya Sinwar sebagai "mayat berjalan". 

Yahya Sinwar lahir pada 29 Oktober 1962 di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan.

Ia bergabung dengan Hamas di tahun 1987. Saat itu Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama 

Setahun setelahnya Yahya Sinwar membentuk aparat keamanan internal Hamas. Ia memimpin unit intelijen Hamas. 

Sebelum menjadi salah satu petinggi Hamas, Sinwar adalah komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, hingga akhirnya ia dipercayakan memegang kendali semua pergerakan di Gaza.

Ia pernah dipenjarakan tentara Israel selama 23 tahun atas tuduhan pembunuhan 2 tentara Israel.

Saat dipenjara Sinwar mempelajari bahasa Ibrani. Ia juga dikabarkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Tahun 2011, ia dibebaskan dalam pertukaran tahanan bersama 1.027 warga Palestina lainnya sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit.