Sandera Israel Desak Trump: Perdana Menteri Harusnya Lindungi Warga

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sayap militer Hamas, Brigadir Al-Qassam, mengunggah sebuah video seorang sandera Israel dengan kewarganegaraan Amerika Serikat
Dalam video yang diunggah 30 November itu, sandera yang diketahui bernama Eden Alexander mendesak Presiden terpilih AS, Donald Trump agar memperhatikan para sandera di jalur Gaza termasuk dirinya.
Alexander menngatakan kondisinya yang masih ditahan di jalur Gaza.
"Kepada Presiden Trump, saya adalah seorang warga negara Amerika-Israel yang saat ini ditahan di Jalur Gaza. Sebagai seorang Amerika, saya selalu percaya pada kekuatan Amerika Serikat dan sekarang saya mengirimkan pesan saya," kata Eden Alexander sebagaimana yang dikutip dari Antara, Minggu (1/12).
"Tolong gunakan pengaruh Anda dan kekuatan penuh Amerika Serikat untuk bernegosiasi demi kebebasan kami. Setiap hari di sini terasa seperti keabadian, dan rasa sakit dalam diri kami semakin tumbuh dari hari ke hari. Tolong jangan buat kesalahan yang sama seperti yang telah dilakukan Joe Biden," tambahnya.
Alexander juga mengatakan senjata yang dikirimkan Biden, lanjutnya, kini membunuh para sandera dan pengepungan yang tidak sah kini membuat kelaparan.
Dalam pesan untuk kepala otoritas pemerintahan Israel Benjamin Netanyahu, Alexander mengatakan bahwa dirinya mendengar bahwa Netanyahu akan memberikan 5 juta dolar AS (Rp79,2 miliar) kepada siapa pun yang membawa para sandera kembali hidup-hidup.
"Seorang perdana menteri seharusnya melindungi warganya dan tentaranya, tetapi Anda telah mengabaikan kami,” ucapnya.
Tel Aviv menahan lebih dari 10.000 warga Palestina di penjara-penjaranya. Diperkirakan ada 101 sandera Israel di Gaza. Hamas mengumumkan bahwa puluhan sandera tewas akibat serangan udara acak Israel.
Oposisi Israel dan keluarga sandera menuduh Netanyahu menolak untuk mengakhiri perang dan menarik diri dari Gaza karena takut pemerintahan koalisinya runtuh, di tengah ancaman oleh menteri berpandangan ekstremis untuk mundur dari koalisi pemerintah.
Namun, Hamas mengatakan konflik hanya akan berakhir ketika Israel menghentikan kampanye militernya di daerah kantong yang diblokade, yang telah menewaskan hampir 44.400 korban sejak Oktober 2023.
Sumber : Anadolu-Antara