Punya Gen Turunan Kanker, Segera Deteksi Dini dan Periksakan ke Dokter

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Jumlah penderita kanker di Indonesia terus meningkat, termasuk di Sulsel. Dari riset kesehatan Dasar 2013 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes prevelensi kanker di Sulsel sebesar 1,7 persen.

Spesialis onkologi RS Siloam dan RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Dr dr Tutik Harjianti SpPD KHOM FINASIM, mengatakan bahwa di Indonesia, dari 100 ribu orang, ada 136,2 di antaranya yang kena kanker.

Menurutnya, kanker memiliki banyak sekali pemicu seperti gen keturunan, hormon, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan. Jika memiliki gen turunan kanker, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk mendeteksi.

“Jadi sebelum ada benjolan misalnya untuk kanker payudara atau perubahan bentuk, sudah harus periksa untuk bisa dilakukan pencegagan dini. Karena jangan sampai sudah ada bibit yang berkembang,” kata dr Tutik pada talkshow Hari kanker Sedunia di Grand Asia, Makassar, Minggu (23/2/2020).

“Mengobati kanker tidak mesti harus fokus pada terapi, tapi deteksi dini dan pencegahan kanker secara dini jauh lebih baik, untuk mematikan bibit kankernya,” katanya.

Dokter Tutik menambahkan, saat ini ia menangani pasien di Makassar dan sekitarnya (Sulsel), khusus untuk Leukimia yang jumlahnya mencapai 200 orang lebih.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar rutin mengecek kesehatan, hindari rokok dan asap rokok, rajin aktivitas fisik atau olahraga, diet, istirahat yang cukup, serta kelola stress dengan baik.

Kanker yang paling banyak diderita kaum perempuan adakan kanker payudara dan kanker mulut Rahim atau serviks. Sementara pada pria ada kanker prostat dan kanker paru-paru.

kanker1.jpg">

Dr dr Tutik Harjianti SpPD KHOM FINASIM (kanan) dan Hartati (kiri)

Deteksi ini bermanfaat untuk dilakukan preventif primer. Seperti yang dialami seorang survivor, Hartati Nganro (47)

Wanita asal Sidrap ini divonis menderita Leukimia atau kanker darah pada tahun sejak 2011, saat itu usianya 39 tahun. Awalnya dia hanya memeriksakan darah dan ternyata dilihat sel darah putihnya lebih banyak, terdapat bibit kanker dalam darahnya.

"Saya tidak percaya saat disebut idap kanker. Karena tidak ada benjolan, tidak merasakan sakit. Memang perut agak buncit, ternyata limfa saya bengkak,” katanya.

Setelah divonis leukemia, Hartati rutin melakukan terapi dan minum obat. Setelah dua tahun rutin konsumsi obat, di mana konsisten dengan waktu tanpa ada jeda sekali pun, kini kondisi bibit gen kankernya di bawah 0,0032 yang berarti sudah mati. Meski demikian, ia tetap rutin minum obat karena bisa saja akan tumbuh kembali.

“Bisa tumbuh lagi jika tidak menjaga kesehatan, pola hidup, dan lingkungan,” katanya.

Hartati mengatakan, agar tidak mengalami nasib seperti dirinya, ia menyarankan agar menghindari stress, berpikir positif, rajin olahraga, menjaga pola makan dan pola hidup sehat, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

Hari Kanker Sedunia diperingati tiap tanggal 4 Februari dan Hari Kanker Anak Sedunia pada tanggal 15 Februari.

PT Kalbe Farma Tbk melalui Kalbe Ethical Customer Care (KECC) dan Indonesia Cancer Care Community (IC3) memperingati Hari Kanker se-Dunia di Makassar dengan menghimpun 250 orang pasien, survivor, dan pemerihati kanker untuk saling sharing.

“Untuk penyakit kanker/onkologi, Kalbe memiliki layanan Onkologi Total Solution yang bertujuan memberikan solusi yang terintegrasi dari awal hingga akhir agar pasien penderita kanker memiliki peningkatan kualitas hidup,” kata Happy Handayani selaku Customer Relation Manager PT Kalbe Farma Tbk.

“Kami terus memberikan semangat agar para penderita kanker tidak putus asa dan tetap produktif dalam menjalankan aktivitasnya” tambah Happy.