Dari Terendam Hingga Terbakar, Benteng Somba Opu Butuh Perhatian

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Benteng Somba Opu merupakan peninggalan kesultanan yang dibangun pada masa Raja Deng Matanre Tumapa’risi Kallona yang merupakan Raja Gowa IX di abad ke-16. Pada masanya, tempat ini merupakan pelabuhan dan pusat perdagangan yang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya.

Dijelaskan pada latar historis yang ada, di dalam banteng terdapat istana raja, rumah para bangsawan, pembesar, dan pegawai-pegawai kerajaan yang dikelilingi oleh tembok, dibelah dua oleh sumbu jalan utama yang membujur utara-selatan.

Kejayaan benteng seluas 113.590 m2 ini berakhir pada tahun 1669 di tangan VOC yang menguasai dan mengambil keuntungan dari tempat ini. VOC dengan sengaja menghancurkan Benteng Somba Opu hingga terendam air laut.

Baru kemudian pada tahun 1980 benteng ini ditemukan oleh peneliti yang datang ke tempat itu. Setelah dilakukan penelitian kurang lebih 11 tahun, barulah tempat ini dibuka menjadi objek wisata sejarah setelah dilakukan pembenahan.

Sejak saat itu, Benteng Somba Opu yang kerletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ini didatangi oleh para wisatawan lokal dan mancanegara.

Objek wisata yang kini dinaungi oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata itu, pada momen tertentu menampilkan pertunjukan kesenian khas seperti Tari Paraga dan Paganrang Bulo. Tempat ini juga disenangi oleh mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan kampus.

Dan khusus di hari Minggu, pengelola melaksanakan Pasar Lontara di sepanjang jalur menuju sisi-sisa bangunan banteng yang masih tersisa.



Miniatur rumah adat yang dimiliki oleh setiap daerah yang ada di Sulawesi Selatan terdapat dalam benteng ini dengan memiliki ciri khasnya sendiri. Jadi, pengunjung tidak harus mendatangi daerahnya karena semuanya ada di Kawasan objek wisata Benteng Somba Opu.

Sayangnya, sekarang rumah-rumah ini kondisinya memprihatinkan, tidak diperhatikan dengan baik. Sedikitnya ada lima rumah yang tidak bisa kita nikmati lagi keindahannya. Seperti rumah adat Gowa dan Barru yang rusak dan hancur. Sementara kebakaran menghanguskan rumah adat Pangkep, Sinjai, dan Polman yang masih menampilkan sisa amukan si jago merah.



Menurut kordinator lapangan, Syahrul (40), mengatakan. “Kami sudah sering melaporkan gambar fisik dari kerusakan yang ada, tapi tidak ada respon.”

Ketika ditanyai apakah tahun depan akan ada rencana pebaikan, “Ada memang saya dengar wacana begitu, tapi tidak taumi jadi lagi atau tidak,”

Bukan hanya itu, kondisi jalan yang menggunakan paving block tidak lagi mulus karena banyak lubang-lubang di sepanjang jalan menuju kawasan objek wisata. Kondisi ini jika terus dibiarkan akan menurunkan minat kunjung dari wisatawan.

Dari hasil pantauan, objek ini sepi pengunjung padahal tidak dikenakan tarif untuk menikmatinya.

Datang ke Benteng Somba Opu, pengunjung diajak mengenal sejarah dan budaya yang ada. Tempat ini pernah menjadi saksi sejarah bahwa sejak dulu bangsa Indonesia berjaya dan mampu hidup harmonis dengan perbedaan.

Sejarah perlu diketahui agar di masa ini bisa diterapkan. Jangan sampai mengalami perpecahan dari yang seharusnya bisa membuat bangsa lebih kuat.(*/ Andi Achmad Khalid)