Tim PKM Universitas Bosowa Bimbing Petani Kentang di Kawasan Puncak Uluere
CELEBESMEDIA.ID,
Makassar - Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Bosowa, Jeferson
Boling MP dan Dr A Muhibuddin MP, melakukan pengabdian kepada mayarakat
dengan memberikan bimbingan bagi kelompok petani kentang di Kecamatan Uluere,
Kabupaten Bantaeng.
Uluere
merupakan salah satu primadona kawasan puncak Agrowisata di Sulawesi
selatan.
Dalam
melakukan pengabdian ini, tim PKM Unibos melibatkan dua orang mahasiswanya.
Kegiatan ini
dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
desa di kawasan tersebut. Selanjutnya, tim Universitas
Bosowa melakukan bimbingan kepada kelompok tani dalam sistem budidaya kentang
sekaligus manajemennya dan diharapkan dapat mandiri dengan inovasi teknologi
budidaya pertanian.
Pada PKM
kali ini bermitra dengan dua kelompok tani, KT Passamaturukan
dan KT Mawar. Pemberdayaan yang dilakukan meliputi teknik pembibitan
kentang, teknik pengendalian terpadu hama dan penyakit, teknik pemanfaatan dan
pembuatan pupuk organic, teknik budidaya kentang, perbaikan manajemen, dan
pengembangan usaha industri rumah tangga berbahan baku kentang (seperti donat
kentang, kripik kentang dan lainnya).
Diharapkan
dengan pelibatan mitra secara langsung, dapat mengadopsi seluruh rangkaian
kegiatan teknik budidaya dan manajemen usaha kentang dan selanjutnya,
menyebarluaskan kepada kelompok tani lainnya yang
ada di wilayah kecamatan Uluere dan sekitarnya.(*/rls)
Koordinator
Gabungan Kelompok Passamaturukan, Jabbar SP, menyampaikan terima kasih atas
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Bosowa atas bimbingan
kepada kelompok tani di wilayahnya untuk memberdayakan masyarakat
desa.
Menurut Ir Jeferson Boling MP, root of problem yang harus diatasi pada wilayah mitra kelompok tani di wilayah ini adalah aspek produksi. Aspek ini meliputi tingginya penggunaan pupuk kimia, pestisida dan herbisida untuk menanggulangi serangan hama maupun penyakit tanaman agar meningkatkan produksi, masih perlunya peningkatan produksi, serta produktivitas kentang di wilayah ini.
“Sedangkan dari aspek manajemen adalah sistem manajemen distribusi benih yang tidak jelas sumbernya, sehingga kelompok petani tidak mengetahui asal usul sumber benih untuk pertanamannya, ketersediaan benih yang tidak tepat, baik dari sisi jumlah, kualitas, ketepatan waktu distribusi, harga yang bersaing, dan pelayanan yang lambat”, katanya.
Diharapkan
luaran kegiatan yang akan dihasilkan pada PKM ini menurut Jeferson
adalah tercapainya peningkatan mutu kentang, peningkatan kapasitas
produksi, baik kuantitas maupun kualitas, serta perbaikan
manajemen, termasuk pembentukan penyaluran distribusi benih yang tepat di
kalangan petani.