Tim PKM Universitas Bosowa Bimbing Petani Kentang di Kawasan Puncak Uluere

. Selasa, 30 Oktober 2018 08:33

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Bosowa, Jeferson Boling MP dan Dr A Muhibuddin MP, melakukan pengabdian kepada mayarakat dengan memberikan bimbingan bagi kelompok petani kentang di Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng.

Uluere merupakan salah satu primadona kawasan puncak Agrowisata di  Sulawesi selatan.

Dalam melakukan pengabdian ini, tim PKM Unibos melibatkan dua orang mahasiswanya.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa di kawasan tersebut.  Selanjutnya,  tim Universitas Bosowa melakukan bimbingan kepada kelompok tani dalam sistem budidaya kentang sekaligus manajemennya dan diharapkan dapat mandiri dengan inovasi teknologi budidaya pertanian.

Pada PKM kali ini bermitra dengan dua kelompok tani, KT Passamaturukan dan KT Mawar. Pemberdayaan yang dilakukan meliputi teknik pembibitan kentang, teknik pengendalian terpadu hama dan penyakit, teknik pemanfaatan dan pembuatan pupuk organic, teknik budidaya kentang, perbaikan manajemen, dan pengembangan usaha industri rumah tangga berbahan baku kentang (seperti donat kentang, kripik kentang dan lainnya). 

Diharapkan dengan pelibatan mitra secara langsung, dapat mengadopsi seluruh rangkaian kegiatan teknik budidaya dan manajemen usaha kentang dan selanjutnya, menyebarluaskan kepada kelompok tani lainnya yang ada  di wilayah kecamatan Uluere dan sekitarnya.(*/rls)

Koordinator Gabungan Kelompok Passamaturukan, Jabbar SP, menyampaikan terima kasih atas Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Bosowa atas bimbingan kepada kelompok tani di wilayahnya untuk memberdayakan masyarakat desa.     

Menurut Ir Jeferson Boling MP, root of problem yang harus diatasi pada wilayah mitra kelompok tani di wilayah ini adalah aspek produksi. Aspek  ini meliputi tingginya penggunaan pupuk kimia, pestisida dan herbisida untuk menanggulangi serangan  hama maupun penyakit tanaman agar meningkatkan produksi, masih perlunya peningkatan produksi, serta produktivitas kentang di wilayah ini.

“Sedangkan dari aspek manajemen  adalah sistem manajemen distribusi benih yang tidak jelas sumbernya, sehingga kelompok petani tidak mengetahui asal usul sumber benih untuk pertanamannya, ketersediaan benih yang tidak tepat, baik dari sisi jumlah, kualitas,  ketepatan waktu distribusi, harga yang bersaing, dan pelayanan yang lambat”, katanya.

Diharapkan luaran kegiatan yang akan dihasilkan pada PKM ini menurut Jeferson adalah  tercapainya peningkatan mutu kentang, peningkatan kapasitas produksi, baik  kuantitas maupun  kualitas, serta perbaikan manajemen, termasuk pembentukan penyaluran distribusi benih yang tepat di kalangan petani.