Cegah Penyebaran Covid-19, Unibos Gelar Rapid Test Gratis

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Universitas Bosowa (Unibos) Makassar bekerja sama dengan IDI Mamasar melakukan rapid test di klinik FK Unibos, Senin (20/4/2020). Kegiatan ini sebagai upaya membantu pemerintah mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Rapid tes secara gratis ini tujukan bagi pegawai akademik dan non akademik, khususnya petugas keamanan, petugas cleaning service, dan pengurus masjid, dan juga masyarakat sekitar kampus. Rektor Unibos, Prof Saleh Pallu, mengatakan, ini adalah tahap awal dengan kuota 60 orang.

"Kita semua harus menyatu untuk lawan Virus Corona. Rapid Test ini, dengan model screening, adalah salah satu cara kita untuk mengetahui lebih awal siapa saja di lingkungan kita, utamanya lingkup Universitas Bosowa, yang terindikasi Covid-19," kata Prof Saleh.

"Itu upaya kita untuk membantu pemerintah terkait dengan penyebaran virus Corona ini. Kita lakukan dengan standar dinas kesehatan," tambahnya.

Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah. Setelah itu dilakukan screening sekitar 30 dan ketahuan hasilnya.

Karena rapid tes tingkat akurasinya sekitar 70 persen, jika ditemukan ada yang positif, akan langsung disarankan untuk melakukan swab.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Apabila ada yang positif, kita akan bawa ke Jalan Nikel untuk tes swab tenggorokan, diperiksa PCR. Tapi sampai saat ini, Alhamdulillah, semuanya negatif.

Prof Saleh menambah, tes ini akan dilakukan bertahap tergantung dari donasi yang diterima. Pasalnya, alat rapid test ini terhitung mahal.

"Kegiatan hari ini berkat donasi dari internal Unibos, seperti pegawai, dosen dan beberapa dari yayasan. Kita masih akan melakukan tahap selanjutnya, tapi masih menunggu donasi. Begitu terkumpul, kita lakukan tes lagi," katanya.

"Kalau semua instansi melakukan ini, cepat kita tahu. Cepat untuk mendeteksi mana yang positif mana yang tidak," tambahnya.

Sementara itu, perwakilan dari IDI Makassar, dr Marhayn Harjo, mengapresiasi inisiatif Unibos untuk melakukan rapid test.

"Kita berharap ini jadi model di Indonesia bahwa setiap insitusi bisa melakukan tes sendiri, sehingga tugas pemerintah lebih ringan," ucap dr Marhayn yang juga Ketua Lembaga Riset IDI Makassar.