Kunjungi Lokasi KKN Kemanusiaan di Palu, Ini Harapan Rektor Unibos

Mahasiswa KKN Kemanudiaan Unibos mengajar murid SD di Palu / foto: Humas Unibos

 

CELEBESMEDIA.ID, Palu – Untuk pertama kalinya, Universitas Bosowa menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kemanusiaan. Sebanyak 25 mahasiswa Unibos mengikuti KKN Kemanusiaan di Sulteng untuk membantu masyarakat korban bencana alam di sana.

Mahasiswa KKN Kemanusiaan Unibos diberangkatkan dua gelombang yaitu 18 orang gelombang I dan tujuh orang untuk gelombang II. Para mahasiswa ini sudah menjalankan misi kemanusiaan untuk korban gempa, tsunami, dan likuifaksi di Sulteng tersebut.

KKN Kemanusiaan ini berfokus pada bantuan pendidikan dan psikososial untuk sekolah darurat Bosowa Peduli. Mahasiswa yang berasal dari FKIP dan Fakultas Psikologi Unibos ini dapat memanfaatkan bidang ilmunya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan.

Senin (19/11/2018) kemarin, Rektor Unibos, Prof Saleh Pallu MEng, bersama rombongan meninjau KKN Kemanusiaan Unibos di Palu. Turun dalam rombongan yaitu WR III Unibos, Dr Abd Haris Hamid; Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Asdar MPd; dan Koordinator KKN Ke- 45 Unibos, Dr Muhlis Ruslan MSi.



Prof Saleh dan rombongan melakukan kunjungan di MIN 1 Kota Palu dan SDIT Al-Fahmi Palu yang masing-masing anak didiknya mencapai 500 siswa.

"Memang kita merancang program KKN baru yaitu KKN peduli bencana atau KKN Kemanusiaan. Diharapkan bahwa anak didik korban bencana dapat menerima dengan baik dan merasa terbantu dengan adanya mahasiswa Unibos untuk mengisi ruang kelas yang masih kosong,” kata Prof Saleh.

“Dari kunjungan, kami melihat memang masih ada beberapa guru-guru yang berhalangan persoalan waktu sehingga datangnya mahasiswa ini sangat membantu melanjutkan proses belajar mengajar. Kami juga melihat ada kesinambungan program ini hingga recovery sampai pembelajaran normal kembali,” tambahnya.


Selanjutnya, kata Prof Saleh, pihaknya memikirkan bukan saja pendididkan tapi ada bantuan yang sifatnya logistik untuk pembangunan fisik membantu bantu sarana prasarana belajar. Tentunya bekerjasama dengan Bosowa Peduli.

"Ke depan kami akan mencari bentuk yang bukan lagi KKN reguler biasa tapi betul-betul bermanfaat mendukung pembangunan dari berbagai sektor. Kemungkinan ada KKN lain seperti di Kampung Inggris dengan dua manfaat,” ucap Prof Saleh.

Mahasiswa berkomunikasi dengan masyarakat menggunakan Bahasa Inggris untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan diri dan kelanjutannya mendorong mahasiswa memahami bahwa bahasa internasional sangat penting.