KOLOM ANDI SURUJI: Prof Batara dan Setumpuk Misi Unibos

Universitas Bosowa - (foto by universitasbosowa.ac.id)

UNIVERSITAS Bosowa mengukir sejarah. Rektor yang dilantik Senin (18/4/2022), Prof Dr Ir Batara Surya ST, MS.i adalah "anak kandung" perguruan tinggi tersebut. Pertama kali dalam sejarahnya. 

Batara lahir sebagai sarjana dari Universitas 45 yang kemudian bernama Universitas Bosowa atau Unibos. Batara akan menggantikan Prof Saleh Pallu yang telah memimpin selama dua periode. Saleh Pallu, alumni Unhas. 

Selepas kuliah, Batara memilih berkarier jadi dosen, kemudian mewakafkan seluruh usia dan kariernya di almamaternya tersebut. Padahal, tak sedikit tawaran menggiurkan dari perguruan tinggi lain dan berbagai lembaga, menggoda Batara agar pindah. Batara teguh, tidak goyah. Terakhir, ia sebagai Direktur Program Pascasarjana Unibos.

Universitas Bosowa adalah perguruan tinggi swasta yang masih muda usia jika dibandingkan dengan Universitas Muslim Indonesia, Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus, dan lainnya. Lebih muda lagi jika dibandingkan dengan universitas negeri, seperti Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Makassar (UNM) yang dulu bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Makassar. 

Universitas 45 yang dibangun tokoh Sulsel, Andi Sose, lalu diambil alih koleganya, Aksa Mahmud, pemilik Bosowa. Karena itulah berganti nama menjadi Universitas Bosowa. 

Ketika diajak berdiskusi dengan Founder Bosowa, HM Aksa Mahmud dalam suatu makan malam di kediamannya, saya menyarankan agar tim seleksi menggunakan momentum pemilihan rektor Unibos kali ini untuk melipatgandakan nilai (value) yang dapat diperoleh Unibos.

Nilai yang saya maksud, memilih rektor yang memang kompeten, adalah mutlak. Tidak boleh dinegosiasikan dengan kepentingan politik sesaat. Pilrek akan bernilai lebih bagi lembaga dan manusia Unibos jika kali ini memberi kesempatan "anak kandungnya" sendiri untuk menduduki jabatan rektor. 

Alasan saya, para dosen, alumni, karyawan, dan mahasiswa, bahkan orang tua mahasiswa dan alumni, akan memiliki kebanggaan tersendiri. Bahwa mereka semua juga berpeluang menjadi pemimpin di kampusnya asalkan diberi kesempatan berkompetisi. 

Hal itu juga akan jadi motivasi besar bagi mereka untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya dalam rangka berkompetisi meraih prestasi. 

"Ah, tim sukses Professor Batara juga ini," canda Pak Aksa selepas mendengar argumentasi saya. 

"Saya tim suksesnya Pak Aksa dan Unibos untuk memberikan penilaian obyektif sebagai orang luar yang tidak punya kepentingan apa pun, kecuali kepentingan kesuksesan Founder Bosowa dan Unibos sebagai lembaga," tangkis saya.

Tidak dapat dipungkiri, Batara saya kenal karena sering terlibat diskusi dalam beberapa tahun belakangan. Pemikirannya, khususnya terhadap Unibos, saya banyak tahu. 

Sebagaimana diskusi warung kopi di suatu sore di Makassar dengannya, betapa besar cita-cita Batara tentang masa depan Unibos, para dosen, pegawai, mahasiswa serta lulusannya. Kendati masih muda usia, Unibos harus berupaya keras mengejar pencapaian kemajuan "saudara-saudaranya" yang lebih dulu berkembang. 

Untuk meraih kemajuan akademik, Unibos harus menggenjot peningkatan kualifikasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada, maupun yang akan direkrut, agar mutu pendidikan dan pengajaran dapat terakselerasi secara signifikan. Dosen-dosen harus dipacu mengejar kualifikasi doktoral dan guru besar secepat mungkin. 

Peluang terbentang begitu banyak, apalagi Batara memiliki jaringan yang luas. Ditambah reputasi Batara sebagai peneliti sudah kelas global. Jurnal internasionalnya banyak diikutip dan direkomendasikan peneliti dari universitas lain di berbagai negara. 

Ini modal dan marketing yang baik. Unibos People tinggal mengkapitalisasi semua itu menjadi nilai tambah bagi kemajuan bersama secara lembaga. Dosen yang mediocre mungkin harus diparkir, jika tidak menunjukkan geliat mengikuti irama dan dinamika dunia kampus. 

Sistem dan tata kelola diperkuat. Pelayanan ditingkatkan dengan menempatkan SDM yang kompeten pada posisi strategis. Semisal untuk jabatan struktural. Tinggalkan cara-cara pilih kasih, like and dislike, apalagi asal comot.

Dunia kampus, termasuk Unibos, harus menjaga tradisi keilmuan yang bemutu tinggi. Terus menggali ilmu dan pengetahuan baru yang berkorelasi dengan kemajuan masyarakat yang sangat dinamis. Kompetisi berdasar kompetensi harus diciptakan terus-menerus.

Mengawal standar minimal syarat pembentukan karakter bangsa, khususnya dalam kerangka membentuk generasi muda yang berintegtitas, kompetitif, tangguh dan tidak mudah menyerah. Memelihara nilai-nilai kemanusiaan,   dan menumbuhkan rasa cinta bangsa dan negara. Juga pada daerah dan seluruh aspeknya, seperti tradisi, budaya dan kearifan lokalnya. 

Unibos yang menyandang nama sebuah grup bisnis besar papan atas, yang lahir di timur negeri ini dan berkembang menjadi pemain nasional dengan jaringan global, harus menjadikan Bosowa sebagai referensi dan inspirasi bagi setiap insan civitas akademika. 

Unibos tidak lagi bicara Bosowa sebagai sasaran untuk mencari kerja selepas kuliah. Tetapi Unibos harus memikul misi besar, yakni menempa dan mencetak enterpreneur baru, yang akan mengikuti jejak pendiri Bosowa dan keluarganya dalam membangun Grup Bosowa.