6 Fakta Bersejarah di Balik Perumusan Teks Proklamasi RI
CELEBESMEDIA.ID, Makassar- Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan lahirnya teks proklamasi yang dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara garis besar isi dari teks ini memproklamirkan Indonesia telah merdeka dari penjajahan yang dialami selama bertahu-tahun.
Pembacaan teks proklamasi ini dilaksanakan di kediaman Presiden Soekarno saat itu yakni, Jalan Pengangsaan Timur No. 56.
Butuh waktu, kerja keras, pengorbanan, dan perjuangan para pahlawan untuk bisa sampai di momen ini. Bermula dari dibentuknya BPUPKI, kemudian berganti menjadi PPKI, adanya perdebatan antara golongan tua dan muda, sampai akhirnya bendera merah putih pun dapat dikibarkan.
Perumusan teks proklamasi ini tidak berlangsung cepat, bahkan membutuhkan waktu yang panjang. Soekarno bahkan menemukan kesulitan merangkai kalimat-kalimat dalam teks ini.
Berikut ini 6 fakta di balik peristiwa bersejarah pembacaan teks proklamasi yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Ada dua jenis teks
Ada dua jenis teks proklamasi, yaitu teks proklamasi klad dan otentik. Teks otentik merupakan teks ketikan seorang pemuda bernama Sayuti Melik, sedangkan teks proklamasi klad merupakan hasil tulisan langsung Ir. Soekarno yang dibantu oleh Mohammad Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo. Perbedaan lainnya adalah teks proklamasi klad tidak ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.
2. Naskah asli proklamasi ditemukan di tempat sampah
Siapa sangka naskah asli teks proklamasi ternyata sempat ditemukan di tempat sampah. Naskah tulisan tangan Bung Karno dan ikut ditandatangani Muhammad Hatta mulanya ternyata tidak bisa disimpan oleh pemerintah Indonesia.
Siapa yang menyimpan naskah tersebut? Ternyata seorang wartawan bernama B.M Diah.
Diah disebut menemukan naskah asli di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda. Naskah tersebut ditemukan pada 17 Agustus 1945 dini hari.
Ternyata dia memberikan naskah itu kepada Presiden Soeharto setelah menyimpan naskah tersebut selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
3. Dirumuskan di Kediaman perwira Jepang
Tadashi Maeda adalah perwira angkatan laut Kekaisaran Jepang. Dia saat itu mempersilakan para tokoh-tokoh Indonesia untuk menyiapkan teks proklamasi bagi Indonesia serta menjamin keamanan para tokoh Indonesia. Kini kediaman Tadashi Maeda menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, museum ini bertempat di Jl Imam Bonjol, No. 1, Jakarta Pusat.
(Teks proklamasi yang asli - Wikipedia)
4. Awalnya pembacaan di Lapangan Ikada
Pembacaan teks proklamasi awalnya akan dilangsungkan di Lapangan Ikada kini (Lapangan Monas). Tetapi Ir. Soekarno menolak karena akan menimbulkan kesalahpahaman dan bentrokan antara rakyat dengan penguasa militer Jepang. Pada akhirnya teks proklamasi tersebut dibaca di rumah Ir. Soekarno dan disetujui oleh para panitia
5. Misteri '05'
Penulisan tahun '05' di teks proklamasi sendiri merupakan singkatan dari angka pada tahun peninggalan di zaman pemerintahan Jepang. Pada saat itu yang berlaku adalah penanggalan Jepang sebagai otoritas tertinggi, '05' sendiri diambil dari tahun 2605 tahun yang berlaku saat itu.
6. Soekarno sakit malaria saat membacakan proklamasi
Pada saat teks proklamasi dibacakan, Soekarno sedang terkena penyakit malaria. Pada saat itu, sedang bulan Ramadhan dan Soekarno setelah selesai membaca teks proklamasi ia langsung kembali ke ruang tidurnya untuk istirahat