Dokter Anak Sarankan Balita Tidak Main Latto - Latto

Permaina Latto-latto - (foto by tribunnews)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Permainan latto – latto semakin viral. Tidak hanya digandrungi anak-anak, latto-latto juga dimainkan orang dewasa.

Latto-latto merupakan mainan berupa pendulum yang memiliki dua buah bola pemberat dengan ukuran sama. Kedua bola pemberat tersebut terikat seutas tali dengan cincin pada bagian atasnya. Mainan ini sudah ada sejak tahun 1960-an. Mainan ini juga disebut clackers ball.

Namun balita tidak disarankan memainkan latto-latto. Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak DR D. Bernie Endyarni Medise menjelaskan permainan latto-latto akan mempengaruhi motorik anak usia di bawah lima tahun (balita).  

"Kemampuan motoriknya belum baik sehingga dia akan mudah untuk menyebabkan dirinya kena bola, menyebabkan lebam-lebam, karena saking kencang dan terlepas (bola)," ujar Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dikutip dari Antara, Senin (15/1/2023).

Barnie menjelaskan latto –latto sebenarnya bisa melatih daerah tangan, dari lengan sampai jari-jari dan melatih tangan bergerak, namun itu bagi yang sudah mengerti dan dapat diedukasi tentang bahaya latto – latto.

"Pada usia sekolah atau usia remaja tentunya boleh. Tetapi, ada pendampingan orangtua. Jadi anak mengerti. Atau kalau belum terampil jangan terlalu kencang dulu nanti bisa mencederai diri sendiri," kata Bernie.

Menurut Bernie, orangtua harus mempertimbangkan sejumlah hal sebelum membolehkan anak memainkan latto-latto. Termasuk bahan dari latto-latto. Misalnya bukan dari bahan mudah pecah seperti di masa lalu. Bernie mengatakan, jika semakin cepat dan kuat kedua bola berbahan mudah pecah dibenturkan, maka akan menyebabkan menyebabkan luka.

"Dulu dibuat dari glass (kaca), kemudian diganti dengan bahan yang lebih aman. Kalau bahannya aman itu tidak apa-apa. Bagaimana bisa menyebabkan lebam? Kalau mengenai tubuh anak itu akan mudah lebam," tutupnya.