Siapa RA Kartini? Ini Sejarah Perjuangannya untuk Pendidikan Perempuan

Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat - (wikipedia)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Setiap tanggal 21 April menjadi hari bersejarah di Indonesia. Hari ini Indonesia mengenang sosok pahlawan nasional yang membela hak-hak kaum perempuan dalam mendapatkan pendidikan yang kayak. 

"Kami di sini  memohon diusahakannya pengajaran dan  pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupanya. Tapi karena kami yakin akan pengaruh yang besar sekali kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajiban yang diserahkan alam (sunnatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama," ucap RA Kartini seperti yang dikutip dari Celoteh RA Kartini: 232 Ujaran Bijak sang Pejuang Emensipasi okeh Ahmad Nurcholish (2018) 

Siapa Sosok RA Kartini

Raden Ajeng Kartini atau biasa ditulis RA Kartini adalah pahlawan nasional yang memperjuangan emansipasi perempuan.

Nama lengkapnya Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat. Ia lahir pada 21 April 1879 dan menutup usianya di tanggal 17 September 1904. 

Kartini adalah seorang pejuang kemerdekaan dan kedudukan kaum perempuan. Surat-suratnya yang dibukukan dengan tajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” memuat cita-cita dan pemikiran-pemikirannya dalam memperjuangan hak-hak perempuan di Indonesia.

Sejarah Singkat Peringatan Hari Kartini

Hari Kartini ditetapkan pada 21 April sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964, tertanggal 2 Mei 1965.

Pemilihan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini dikarenakan pada tanggal itu adalah hari kelahiran Kartini.

Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, di awal abad ke-20, pendidikan perempuan di Indonesia baru dimulai. 

RA Kartini menjadi perempuan pertama yang memelopori perkumpulan dan memajukan pendidikan perempuan.

Ia banyak melakukan upaya memajukan pendidikan perempuan. RA Kartini banyak mengajarkan baca-tulis, kerajinan tangan, dan memasak pada sebuah sekolah kecil.

Pada akhirnya dia berhasil mendobrak asumsi masyarakat saat itu yang mengatakan perempuan tidak membutuhkan pendidikan yang layak. 

RA Kartini berhasil mendirikan sekolah perempuan, organisasi perempuan, dan yang paling penting memajukan pendidikan perempuan.

Sehuah surat Kartini yang menunjukkan kuatnya tekad dan komitmennya dalam pendidikan adalah suratnya ke Stella. "Bagi saya hanya ada 2 macam keningratan: keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidam ada yang lebih gila dan bodoh menurut presepsi saya daripada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya...," (surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899).

Berkat jasa Kartini, status sosial perempuan perlahan mulai berubah hingga kini.