Cegah Sebelum Terlambat, 3 'Silent Killer' Penghancur Pernikahan

CELEBESMEID.IA, Makassar - Pernikahan
memang tak selalu berjalan mulus. Seringkali ada hambatan uang mewarnai selama
perjalanan hidup berumah tangga. Namun tidak salamanya pernikahan kandas karena
ketidaksetiaan pasangan ataupun masalah perselingkuhan. Ada kalanya pemicu dari
perpisahan pasangan sumi istri justru permasalahan yang tidak kita sadari akan
berujung pada perceraian.
“Dalam pernikahan memang banyak hal
yang perlu diwaspadai, yang diam– diam saja bisa menghancurkan apalagi merusak
hubungna pernikahan,” jelas Indra Noveldy konsultan pernikahan seperi yang
dikutip dalam parentalk.id, Senin (1/8/2022).
Dalam pernikahan ada yang namanya “Silent
Killer” adalah ketika Anda tidak lagi melihat kebersamaan pasangan Anda sebagai
sesuatu yang membahagiakan.
Jeffrey Bernstein, psikolog yang
juga penulis Why Can’t You Read My Mind? Yang dikutp dalam laman parenting.co.id,
ada 3 silent killer yang kerap menjadi pemicu dalam pernikahan.
1. Kurangnya Apresiasi
Apresiasi adalah salah satu sumber
kepuasan dan kebahagiaan dalam hubungan. Menurut Jeffrey, ketika seseorang
tidak lagi mendapat apresiasi atas hal-hal besar atau kecil yang ia lakukan
untuk pasangannya, maka ia tidak akan melangkah lebih jauh lagi dengan alasan
bahwa usahanya tidak akan berhasil. Akan tetapi, ketika setiap upaya dalam
hubungan mendapat apresiasi yang baik, maka setiap pasangan akan “bekerja”
lebih keras membawa perasaan kedekatan dan harmoni kembali ke dalam hubungan.
2. Tidak Ada Konflik
Seringnya pertengkaran dalam rumah tangga memang
mengindikasikan bahwa hubungan tersebut tidak baik. Akan tetapi, tidak ada
pertengkaran juga tidak mengindikasikan bahwa hubungan tersebut positif. Jeffrey
menjelaskan pada dasarnya hubungan yang memuaskan tidak terlepas dari konflik
dan pertengkaran yang sehat sampai batas tertentu.
Menurutnya, konflik
adalah bagian dari saling mengekspresikan kebutuhan masing-masing dan menemukan
solusinya. Resolusi konflik yang baik justru akan semakin meningkatkan kualitas
hubungan. Ia menyebut bahwa tidak ada konflik justru mensyaratkan “mati rasa” di
dalam sebuah hubungan.
“Dengan menghindari jenis argumen apa pun, Anda secara halus
memberi tahu satu sama lain bahwa Anda tidak peduli tentang apa yang terjadi
dalam hubungan dan Anda menolak menghadapinya,” ujarnya.
3. Saling Kritik Satu Sama Lain
Mengutarakan harapan pada pasangan memang tidak salah. Akan
tetapi, bila hal tersebut disampaikan dalam bentuk kritik yang terus menerus
bahkan sampai menyudutkan pasangan, hal ini bisa berbahaya. Apalagi, bila hal
tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak. Hal ini bisa membuat jarak di mana
pada suatu titik kedua orang akan saling menarik diri.