Cegah Sebelum Terlambat, 3 'Silent Killer' Penghancur Pernikahan

Ilustrasi - (foto by pixabay)

CELEBESMEID.IA, Makassar - Pernikahan memang tak selalu berjalan mulus. Seringkali ada hambatan uang mewarnai selama perjalanan hidup berumah tangga. Namun tidak salamanya pernikahan kandas karena ketidaksetiaan pasangan ataupun masalah perselingkuhan. Ada kalanya pemicu dari perpisahan pasangan sumi istri justru permasalahan yang tidak kita sadari akan berujung pada perceraian.

“Dalam pernikahan memang banyak hal yang perlu diwaspadai, yang diam– diam saja bisa menghancurkan apalagi merusak hubungna pernikahan,” jelas Indra Noveldy konsultan pernikahan seperi yang dikutip dalam parentalk.id, Senin (1/8/2022).

Dalam pernikahan ada yang namanya “Silent Killer” adalah ketika Anda tidak lagi melihat kebersamaan pasangan Anda sebagai sesuatu yang membahagiakan.

Jeffrey Bernstein, psikolog yang juga penulis Why Can’t You Read My Mind? Yang dikutp dalam laman parenting.co.id, ada 3 silent killer yang kerap menjadi pemicu dalam pernikahan. 

1. Kurangnya Apresiasi

Apresiasi adalah salah satu sumber kepuasan dan kebahagiaan dalam hubungan. Menurut Jeffrey, ketika seseorang tidak lagi mendapat apresiasi atas hal-hal besar atau kecil yang ia lakukan untuk pasangannya, maka ia tidak akan melangkah lebih jauh lagi dengan alasan bahwa usahanya tidak akan berhasil. Akan tetapi, ketika setiap upaya dalam hubungan mendapat apresiasi yang baik, maka setiap pasangan akan “bekerja” lebih keras membawa perasaan kedekatan dan harmoni kembali ke dalam hubungan.

2. Tidak Ada Konflik

Seringnya pertengkaran dalam rumah tangga memang mengindikasikan bahwa hubungan tersebut tidak baik. Akan tetapi, tidak ada pertengkaran juga tidak mengindikasikan bahwa hubungan tersebut positif. Jeffrey menjelaskan pada dasarnya hubungan yang memuaskan tidak terlepas dari konflik dan pertengkaran yang sehat sampai batas tertentu.

Menurutnya, konflik adalah bagian dari saling mengekspresikan kebutuhan masing-masing dan menemukan solusinya. Resolusi konflik yang baik justru akan semakin meningkatkan kualitas hubungan. Ia menyebut bahwa tidak ada konflik justru mensyaratkan “mati rasa” di dalam sebuah hubungan.

“Dengan menghindari jenis argumen apa pun, Anda secara halus memberi tahu satu sama lain bahwa Anda tidak peduli tentang apa yang terjadi dalam hubungan dan Anda menolak menghadapinya,” ujarnya.

3. Saling Kritik Satu Sama Lain

Mengutarakan harapan pada pasangan memang tidak salah. Akan tetapi, bila hal tersebut disampaikan dalam bentuk kritik yang terus menerus bahkan sampai menyudutkan pasangan, hal ini bisa berbahaya. Apalagi, bila hal tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak. Hal ini bisa membuat jarak di mana pada suatu titik kedua orang akan saling menarik diri.