Ketahui, 3 Penyebab Kandasnya Pernikahan Dini
![](https://thumb.spotlight.id/image/2022/03/21/2432b8c057062bd5722475f922d35f8c-pernikahan-dini-9.jpg)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Menikah di usia muda nyatanya
bukan sebuah hal baru di masyarakat Indonesia. Nikah muda sudah ada sejak dulu.
Banyak yang mengaitkan pernikah usia muda akan rentan dengan perceraian, karena
kematangan berpikir pasangan suami istri yang masih labil.
Hal ini tentu akan menjadi momok bagi pasangan muda, sebab saat
pernikahan gagal, maka hal tersebut dapat menjadi hal terburuk dari hidup
seseorang. Psikolog Anak di Lembaga
Psikologi Terapan (LPPT) Widya Prasthya, Kartika Cahyaningrum mengungkapkan
usia seseorang tidak menjamin kematangan berpikir dalam menyikapi masalah dalam
sebuah pernikahan. Dalam teori psikologi tentang tahapan perkembangan memang
ada kaitan antara usia dengan kesiapan dalam pernikahan. Namun usia yang
dimaksud adalah usia mental bukan usia lahir atau usia kronologi.
“Hal yang paling utama yang perlu ditinjau juga usia mental
seseorang yang dapat dilihat dari tingkat kematangannya dalam pola pikir,
emosional, dan perilakunya,” jelas Kartika kepada CELEBESMEDIA.ID, Senin
(21/3/2022).
Ia pun menjabarkan 3 faktor penyebab kandasnya pernikahan
dini.
1. Usia mental
Umumnya usia mental pasangan muda belum siap dalam menjalani
sebuah pernikahan. Hal ini yang ditinjau dari pola pikir, pengelolaan emosi,
dan juga perilaku yang belum matang dan belum siap untuk menghadapi atau
memasuki tahapan pernikahan. Hal ini lah yang paling banyak memicu konflik di
dalam rumah tangga.
“Tentu tidak mudah menyatukan dua orang dengan pola pikir yang berbeda, utamanya saat terjadi konflik harus mau menurunkan ego masing-masing. Nah jika hal tersebut tidak bisa dilalui oleh pasangan muda tersebut maka memicu konflik yang berakibat mudah nya mengucapkan kata cerai hingga pasangan tersebut sudah lelah dan berujung cerai,” ucapnya.
2. Faktor lingkungan atau keluarga
Perlu diingat pula menikah itu bukan hanya menyatukan dua orang
tetapi juga dua keluarga. Jika kedua keluarga dari awal sudah tidak cocok hal
tersebut tentu saja dapat menjadi masalah pula bagi kedua pasangan yang menikah
tersebut. Faktor keluarga berikutnya yang dapat menjadi pemicu perceraian yaitu
anggota keluarga yang terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangga pasangan
muda ini.
“Dengan alasan mereka masih muda jadi masih perlu pengawasan dan nasehat dari orangtua dalam menjalani rumah tangga. Padahal perlu diingat bahwa konsep keluarga yang ideal adalah keluarga yang dibangun oleh dua orang yang disatukan dalam pernikahan yang kemudian saling beradaptasi satu sama lain. Nah, tidak jarang juga saya temui selama saya melakukan konseling perceraian karena ikut campur keluarga menyebabkan bukan hanya pasangan muda tetapi pasangan lama pun bisa memutuskan untuk bercerai,” jelasnya.
3. Faktor ekonomi
Faktor yang ketiga inilah yang biasanya paling banyak
menjadi penyebab bercerainya pasangan muda. Karena tidak jarang para pasangan
muda ini menikah belum mapan secara
ekonomi atau bahkan belum punya sumber penghasilan yang tetap
“Selain karena belum ajeg atau mapan, kurang mampu mengelola keuangan dan juga mengatur perencanaan keuangan ke depan juga dapat menjadi salah satu faktor yang memicu perceraian pada pasangan usia muda,” tutupnya.
Tentu tidak ada satu pun pasangan yang menginginkan hubungan
pernikahan mereka retak dan bercerai. Karena ada baiknya mengetahui faktor yang dapat menjadi pemicu retaknya hubungan
rumah tangga. Pernikahan dapat menjadi suatu hal yang indah saat kedua belah
pihak saling mencintai dan menghargai. Akan tetapi, saat pernikahan gagal, maka
hal tersebut dapat mengalami hal terburuk dalam kehidupan seseorang.