Kenali Gejala dan Bahaya Depresi pada Remaja

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Perubahan perilaku dan mood yang tidak stabil pada remaja sering diabaikan. Beberapa orangtua beranggapan hal tersebut wajar terjadi sebagai langkah untuk pendewasaan anak. Padahal hal ini menjadi salah satu tanda anak sedang mengalami depresi atau gangguan mental.

Depresi merupakan penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan dengan senang hati. Biasanya orang yang depresi enggan melakukan aktivitas sehari-harinya dalam rentan waktu 2 pekan atau lebih.

Depresi tidak mengenal usia, termasuk remaja pun rentan mengalami depresi. Hal ini tidak lepas dari usia remaja yang merupakan masa pencarian jati diri. Sehingga penting bagi orang tua untuk terus memantau tumbuh kembang anaknya termasuk kesehatan mentalnya. 

Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi berada pada urutan nomor 4 penyakit di dunia, dan diprediksikan  akan menjadi masalah gangguan kesehatan yang utama.  

 Gejala Depresi pada Remaja

Secara umum remaja yang mengalami depresi sulit untuk dibedakan, tapi perubahan pada pikiran, emosi, perilaku hingga fisik dapat menunjukkan gejala yang mengarah pada depresi.  Mengutip laman Kementerian Kesehatan, Selasa (30/5), berikut ini gejala depresi yang dialami para remaja.

  • Kehilangan energi
  • Perubahan nafsu makan
  • Gangguan tidur (bisa berlebihan, bisa juga kurang dari lama tidur biasanya)
  • Cemas
  • Menurunnya kemampuan berkosentrasi
  • Ketidakmampuan membuat keputusan
  • Rasa tidak tenang
  • Perasaan tidak berguna
  • Bersalah atau putus asa dan
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri

Bahaya Depresi bagi Remaja

Depresi merupakan salah satu gangguan emosi karena itulah maka banyak orang juga menduga bahwa gangguan tersebut hanya disebabkan oleh pengalaman-pengalaman pribadi yang buruk seperti masalah ekonomi, keluarga, pekerjaan serta masalah psikososial lainnya. Sehingga tidak jarang masyarakat menilai bahwa individu yang stress kemudian depresi dan bunuh diri adalah akibat semata-mata hanya karena ’lemah mental’ hingga’lemah iman’. Sangat sedikit orang yang mengetahui bahwa pada depresi terdapat gangguan neurobiologik dan neurokimiawi di otak.

Depresi pada remaja dapat berdampak serius. Terlebih jika depresi sudah lama diderita remaja tersebut. Beberapa dampaknya mengutip lama kesehatan halodoc, antara lain

  • Prestasi menurun

Remaja yang depresi akan sulit  fokus di bidang akademik. Mereka akan sulit berkonsentrasi dan hilamg minat akan pelajaran.

Mudah tersinggung

Tidak hanya di sekolah, remaja yang depresi juga akan menarik diri dari lingkungan keluarganya dengan berbagai alasan.

  • Mudah marah

Orang yang depresi akan mudah marah. Mereka cenderung bersikap negatif yang berkelanjutan atau bahkan pembangkangan.

  • Anti sosial

Depresi dapat membuat remaja sulit  berhubungan dengan orang lain. Ia akan sering merasa tidak berharga atau tidak layak diperhatikan orang lain.

Penyalahgunaan Zat

Perasaan depresi dapat membuat remaja mencoba obat-obatan atau alkohol, dan penggunaan yang berkelanjutan bisa menyebabkan perasaan depresi yang berkelanjutan juga.

  • Menyakiti diri sendiri

Jika depresi sudah berlangsung lama, tak jarang penderitanya akan memilih menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.

Jika seorang remaja dinyatakan menderita depresi, dokter akan memberikannya penanganan berupa psikoterapi dan obat-obatan, seperti antidepresan. Selama pengobatan berlangsung,orang tuanya perlu mendapingi anak-anak mereka dengan memberikan perhatian lebih.