Ternyata Ada Kisah Haru di Balik Sejarah Lomba Makan Kerupuk
CELEBESMEDIA.ID , Makassar – Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus sering dimeriahkan dengan berbagai lomba. Salah staunya yakni lomba makan kerupuk.
Hampir di tiap sekolah, instansi, bahkan kompleks perumahan yang mengadakan lomba 17 agustus mengadakan lomba makan kerupuk.
Hal menarik lainnya dari perlombaan makan kerupuk ini adalah jenis kerupuk yang digunakan selalu sama. Kerupuk keriting yang berbentuk bulat berwarna putih.
Raut serius para peserta lomba disambut sorak sorai penonton, Saat aba-aba tanda perlombaan dimulai, peserta akan adu kecepatan menghabiskan kerupuk yang tergantung di depan peseta diikuti riuh suara penonton tertawa menyaksi perlombaan tersebut.
Tampak seru memang, namun ternyata ada sejarah suram di balik lahirnya perlombaan itu. Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), lomba makan kerupuk pertama kali dilakukan pada 1950.
Jauh sebelumnya, kerupuk sendiri sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Bahkan, makanan pendamping lauk tersebut sudah disinggung pada naskah Jawa kuno pada abad ke-10 masehi.
Kala itu, kerupuk merupakan salah satu makanan pelengkap andalan bagi bangsa Indonesia, khususnya pada era 1930 hingga 1940. Krisis ekonomi sedang terjadi di Indonesia dan menyebabkan harga kebutuhan pangan melonjak sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Karenanya kerupuk pun menjadi pilihan untuk menyambung hidup lantaran harganya yang murah.
"Dahulu pelaksanaan lomba makan kerupuk hanya dilakukan oleh warga menengah ke bawah, tetapi sekarang tradisi lomba tersebut sudah berkembang dan merambah ke semua golongan masyarakat," tulis Kemendikbud Ristek di laman tersebut.
Setelah sebelumnya hanya menjadi kerupuk sebagai konsumsi saja, barulah pada 1950-an, ketika masyarakat mulai memeringati Hari Kemerdekaan Indonesia, bermunculan lomba-lomba yang salah satunya adalah melibatkan makanan berwarna putih tersebut.
Perlombaan seperti panjat pinang, tarik tambang, dan tentu saja makan kerupuk dipertontonkan untuk menjadi hiburan masyarakat yang belum lama melewati masa-masa peperangan.