4 Tips Atur Gaji Bulanan Agar Tak Cepat Habis

Ilustrasi - (foto by pixabay)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Mengatur keuangan agar cukup tiap bulanannya bukanlah perkara yang mudah. Sebab berapa pun jumlah gaji yang diperoleh tiap bulan, jika tidak cermat digunakan maka akan cepat habis. 

Untuk menghindari hal tersebut, Anda harus pandai mengatur skala prioritas pengeluaran. Perencana keuangan, Ligwina Hananto menjabarkan beberapa tips untuk mengatur gaji agar cukup do setiap bulannya.

1. Gunakan rumus cash flow 1-2-3-4

Anda bisa menggunakan rumus cash flow 1-2-3-4 untuk mencapai kondisi keuangan yang sehat. Rumus ini akan membagi persentase alokasi pos-pos anggaran dari gaji Anda.

"Secara umum, pengeluaran dapat dihitung dengan rumus cash flow 1-2-3-4 dari QM Financial, yaitu 10 persen minimal untuk menabung, 20 persen maksimal untuk gaya hidup, 30 persen maksimal untuk cicilan, dan 40-60 persen untuk (pengeluaran) rutin termasuk beramal," kata Ligwina yang dikutip dari Antara, Ahad (12/11).

2. Catat pengeluaran

Penting untuk mencatat pengeluaran tiap bulanannya. Hal ini bermanfaat untuk menemukan pola pengeluaran Anda setiap bulannya. 

"Mencatat pengeluaran adalah kegiatan paling membosankan. Tapi, kegiatan ini penting. Lakukan catat pengeluaran satu hari, tiga hari, atau tujuh hari. Dengan begitu, bisa menemukan pola (keuangan) hari kerja versus akhir pekan dan tahu apa saja pos pengeluaran yang terjadi," jelas dia.

3. Tekanan pos pengeluaran gaya hidup

Setiap orang memiliki pos boros masing-masing. Namun sebisa mungkin untuk menekan pengeluaran untuk kebutuhan gaya hidup. Jika And aberhasil menekan pos pengeluaran tersebut dan hidup dejmngan semampunya maka keuangan tentu bisa lebih sehat.

"Yang paling bisa segera disembuhkan adalah boros di pos gaya hidup, yaitu dengan membiasakan hidup sesuai kemampuan, bukan gengsi," kata Ligwina.

4. Buat beberapa tabungan untuk pos pengeluaran berbeda

Seseorang juga bisa memiliki beberapa tabungan yang salah satunya dapat digunakan sebagai simpanan dana pendidikan dan ada juga ada dana liburan.

"Bisa saja dana darurat disimpan di produk tabungan, bisa juga punya beberapa tabungan misalnya tabungan A untuk dana darurat dan tabungan B untuk mengumpulkan dana liburan," pungkas Ligwina.