DBD Hanya Terjadi Saat Musim Hujan? Ini Penjelasan Pakar Kesehatan
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Penyakit ini mudah menular yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. DBD merupakan salah satu penyakit yang lebih rentan penelurannya saat musim hujan.
Peningkatan kasus DBD di
musim hujan, membuat munculnya penyakit ini seakan lebaran tahunan.
Padahal DBD nyatanya tidak
hanya terjadi saat musim hujan saja. Pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Dr dr Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI mengatakan
demam berdarah dengue (DBD) dapat berlangsung sepanjang tahun sehingga tak
melulu hanya terjadi dan meningkat pada musim hujan.
"Karena sejak 10 tahun terakhir terjadi
perubahan iklim maka wabah demam berdarah tidak lagi dengan siklus akibat ada
naik turun curah hujan sepanjang waktu," kata Dr Erni Juwita Nelwan yang
dilansir dari ANTARA, Selasa (18/10/2022).
Hanya saja memang pada musim hujan, tingkat
penulran DBD lebih tinggi karena nyamuk Aedes aegypti yang menularkan DBD akan
berkembang biak saat musim hujan.
Menurut Dr Erni, pada musim
panas nyamuk bertelur, kemudian pada musim hujan saat terendam air bersih,
telur langsung berubah menjadi larva lalu nyamuk dewasa dalam hitungan hari dan
jumlah sangat banyak.
Hal senada disampaikan dokter spesialis anak dari
FKUI, Prof Dr dr Hindra Irawan Satari, Sp.A(K). Dia menuturkan, nyamuk Aedes
aegypti menempatkan telurnya pada air jernih yang tergenang, tak terkena sinar
matahari dan tidak berhubungan dengan tanah.
"Nyamuk ini hidup di daerah tropis,
kelembapan tinggi, ada air tergenang, tak terkena sinar matahari, serta tidak
berhubungan dengan tanah. Di musim hujan, air jernih yang tergenang lebih
banyak dan dia multi-bite atau menggigit berkali-kali," kata Prof Hindra.
Ia juga mengingatkan, demam berdarah dengue bisa
berakibat fatal karena umumnya terlambat dikenali, padalah terjadi kebocoran
pada pembuluh darah. Kerusakan endotel atau sel-sel yang melapisi pembuluh
darah menyebabkan cairan keluar sehingga akan memberikan syok dan dapat
berakhir dengan kematian bila terjadi perdarahan.
"Jadi bukan trombosit saja yang jadi
kehebohan, tetapi juga derajat kebocoran pembuluh darah itu indikator beratnya
seseorang terkena infeksi virus dengue itu," tutupnya.