Benarkah Main Domino Terapi Otak? Begini Penjelasan Prof Taruna Ikrar

Prof Taruna Ikrar (batik) dan Humas IDI Makassar dr Wahyudi Muchsin (hitam) beserta dua rekannya bermain domino - (ist)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Saat bermain domino atau gaplek, usia bukan halangan serta tempat bukan jadi ukuran walau seiring waktu keriput boleh saja muncul. Tetapi otak tidak boleh ikut menua. Karena seiring pertambahan usia, fungsi otak akan mengalami penurunan kemampuan mengingat, berpikir, dan mengendalikan emosi.

Namun, hal itu bisa dicegah dengan beberapa metode. Salah satunya, dengan bermain domino ujar Prof dr Taruna Ikrar MBiomed Ph.D.

Pakar neurosains Indonesia dan Guru Besar Farmakologi Universitas Malahayati ini mengatakan saat main domino ada proses spiritual silaturahmi sesama manusia dengan sendirinya mendekatkan diri kepada zat yang dicintai, seperti mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka akan memacu endorphins dan dopaminergic tersebut untuk memproduksi.

Sehingga, rasa bahagia, tenang dan nyaman akan tercipta saat main domino. Segala pencapaian dan peradaban manusia dimulai dari gagasan yang bersarang di dalam otak dimana domino permainan asah otak.

Selain itu, perasaan spiritual juga berkaitan dengan medial prefrontal cortex, yakni bagian otak yang mengaktifkan dan mengolah nilai dan alasan moral.

"Perasaan spiritual juga mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan fokus dibarengi candaan saat main domino," kata Taruna Ikrar, pria kelahiran Makassar, 15 April 1969, alumni SMP Negeri 8 Makassar, SMA Negeri 1 Makassar dan Fakultas Kedokteran Unhas yang telah didaulat sebagai ilmuwan tetap AS tersebut.

Taruna menambahkan permainan domino bisa dikatakan salah satu olah raga otak yang murah meriah sebab di otak ada lebih 100 miliar sel-sel saraf.

"Dan setiap satu sel saraf punya koneksi 10.000. Jadi 100 miliar dikali 10 ribu itu kurang lebih hampir ratusan sampai ribuan triliun koneksi,” ujarnya.

Bermain domino cara efektif dan murah meriah untuk menjaga kesehatan otak sebab dapat menghindari risiko stroke, pikun, stres ataupun penyakit degeneratif seperti  demensia atau Alzheimer.

Selain itu, perasaan spiritual juga berkaitan dengan medial prefrontal cortex, yakni bagian otak yang mengaktifkan dan mengolah nilai dan alasan moral. Perasaan spiritual juga mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan fokus dan kebahagiaan. 

Lanjut Taruna Ikrar, Neurosains merupakan ilmu masa depan (ultimate science), ilmu yang tingkat kerumitannya sangat menantang dan menarik karena menyangkut otak yang menjadi pusat kehidupan.

Ilmu ini mempunyai aplikasi sangat luas mulai dari marketing (neuro-marketing), web design (neuro-web design), komputer (neuro-simulation), cognitive behavior (neuro-psychology), komunitas (neuro-leadership), farmasi (neuro-pharmacology), sampai ke berbagai manifestasi medis (neurologist).

Jurusan neurosains mempelajari cara kerja otak, seperti anatomi (bentuk dan struktur otak), fisiologi (fungsi bagian-bagian otak), biochemistry (sifat kimia dan reaksi kimia dalam otak), molecular biology (molekul atau protein yang membentuk otak), ditambah dengan ilmu psikologi (kelakuan dan emosi) dan cognitive science (ilmu tentang proses berfikir), computer simulation (ilmu komputer, statistika), dan clinical neurology (ilmu kedokteran dan penyakit-penyakit otak).

Sehingga, mempelajari neurosains, mencakup struktur, fungsi, sejarah evolusi, perkembangan, genetika, biokimia, fisiologi, farmakologi, informatika, penghitungan neurosains, dan patologi sistem saraf. Rentang bidang neurosains telah meluas dengan mengikutsertakan percobaan ilmiah secara sistematis maupun penyelidikan teoretis dari sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi dari organisme biologis.

Meski telah berkiprah di bidang kesehatan sebagai ilmuwan di Amerika Serikat, Taruna tetap memikirkan Tanah Air. Pada 19 Agustus 2020 lalu, Taruna Ikrar diangkat sebagai Ketua Konsil Kedokteran di Indonesia pada Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai bentuk pengabdiannya pada Indonesia. Ia dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai ketua untuk masa jabatan periode 2020-2025.

KKI sendiri merupakan badan otonom, mandiri, non-struktural dan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden RI. KKI juga memiliki peran untuk melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran. 

Saat ini pula Taruna dipercaya menjadi Director of Member at Larga IAMRA untuk masa bakti 2021-2024. Ini menjadi sebuah kebanggan bagi Indonesia karena salah satu dokternya terpilih di Konsil Kedokteran Internasional.

Taruna juga telah memiliki lebih dari 100 publikasi ilmiah dalam bentuk manuskrip di jurnal internasional, proseding, abstrak, presentasi konferens, hingga buku.

Beberapa penelitiannya telah dipublikasi pada jurnal internasional yang memiliki reputasi tinggi bahkan temuannya sudah disitasi ribuan kali oleh peneliti lainnya, seperti yang ia publikasikan di Nature, Circulation, American Journal of Cardiology, Neuron, Cells, Frontiers in Neural Circuits, Molecular Therapy, dan masih banyak lagi lainnya.

Beberapa penelitiannya mencakup tentang terapi genetic untuk penderita kelainan jantung bawaan pada Journal of Cardiovascular Electrophysiology (2007), sistem AlstR pada Frontiers in Neural Circuit (2012), Opto-Genetic dan Neuro Synaptic pada Nature (2013) & Neuron (2016), hingga penemuan terbarunya yaitu tentang Gene Therapy, Neuron dan Dendritic Cells pada Journal Molecular Therapy (2020), Current Biology (2020) dan World Journal Vaccines (2021).

Prof Taruna Ikrar, Pakar Neurosains