Doa Ketika Hujan dalam Tulisan Arab dan Latin
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Hujan merupakan berkah yang
Allah Subhanahu wata’ala turunkan ke bumi. Jadi tidak sepantasnya seseorang berkeluh
kesah saat diturunkannya hujan. Di dalam Islam bahkan disyariatkan untuk berdoa
saat hujan turun sebab hal itu merupakan salah satu waktu mustajab untuk
berdoa.
Hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan
[2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi).
- Do’a Ketika Turun Hujan
Mengutip laman muslim.or.id, dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,
Allahumma shayyiban naafi’an
Artinya: “Ya Allah turunkanlah hujan yang memberikan manfaat.”
(HR. Bukhari no. 1032)
Dalam laman rumasyho.com Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits
ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan
keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.”
- Doa Ketika Hujan Deras
Umat muslim pun dianjurkan untuk berdoa ketika hujan semakin
deras. Tujuannya untuk memohon pertolongan Allah Subhanahu wata’ala agar terhindar
dari mara bahaya.
Mengutip Rumasyho.com, ketika hujan tidak kunjung berhenti,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon pada Allah agar cuaca kembali
menjadi cerah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمّ
حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ
عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami
wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari”.
Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan
untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung,
bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan” (HR. Bukhari no. 1014
dan Muslim no. 897)
Doa Ketika Hujan Reda
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid
Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam memimpin salat Subuh di Hudaibiyah setelah malam sebelumnya turun
hujan. Ketika beliau menghadap jamaah sembari berkata, “Tahukah kalian, apa
yang dikatakan oleh Rabb kalian?” Para sahabat pun menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu.” Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Rabb kalian mengatakan,
أصْبَحَ
مِن عِبادِي مُؤْمِنٌ بي
وكافِرٌ، فأمَّا مَن قالَ:
مُطِرْنا بفَضْلِ اللهِ ورَحْمَتِهِ
فَذلكَ مُؤْمِنٌ بي كافِرٌ بالكَوْكَبِ،
وأَمَّا مَن قالَ: مُطِرْنا
بنَوْءِ كَذا وكَذا فَذلكَ
كافِرٌ بي مُؤْمِنٌ بالكَوْكَبِ.
“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman
kepada-Ku dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena
karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap
bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’
(Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur
kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no.
71)