Ini Bahaya dan Cara Mengatasi Kecanduan Internet pada Anak
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Era teknologi modern menghantar
semua orang bisa menikmati kecanggihan teknologi digital. Meski ada sisi
positif dari keberadaan teknologi digital, namun disisi lain jika tidak
hati-hati akan memberi dampak buruk.
Tidak hanya orang dewasa, kalangan anak-anak pun sudah
banyak yang pintar mengoperasikan gadget. Namun penggunaan gadget pada
anak-anak harus dalam pengawasan ketat orangtua.
Psikolog Kartika Cahyaningrum menjelaskan internet bisa
menyebabkan candu pada adank. Dan jika sudah kecanduan maka akan memperngauhi
tumbuh kembang anak.
“Bahaya internet bagi anak di bawah 2 tahun seperti yang dijelaskan
oleh banyak dokter anak yaitu menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara
(speech delay) itu dampak yg paling berbahaya bagi anak di bawah dua tahun. Untuk
anak di atas dua tahun bisa menyebabkan anak mengalami gangguan emosi,
kemampuan sosialnya juga bisa terganggu, fungsi kognitif anak menjadi terganggu,”
jelasnya kepada CELEBESMEDIA, Kamis (4/4/2022).
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kecanduan internet pada anak menurut Psikolog yang bertugas di Lembaga
Pengembangan Psikologi Terapan Widya Prasthya, Makassar.
1. Melakukan kegiatan yang mengasah kemampuan motoric anak
2. Mengajak anak untuk melakukan kegiatan lapangan sehingga
dapat berinteraksi dengan banyak orang.
3. Jika tidak kecanduanya sudah tinggi, maka ada baiknya
menyusun intefal anak bermain internet tentu saja dengan melibatkan profesional
dalam menentukan jadwalnya.
Meski demikian, kata Kartika bukan berarti internet hanya
memberikan dampak buruk bagi anak. Ada beberapa konten edukatif yang dapat
dijadikan tontotan bagi anak dengancatatan harus dengan pegawasan ketat dari
orang tua termasuk dalam menentukan batas lama waktu bermain internet.
“Yang pasti anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan
sama sekali gadget maupun tontonan apapun di internet. Untuk anak sekolah perlu
dibatasi dan diawasi. Penggunaan gadget dan internet sesuai kepentingan dan
sangat terbatas, misalnyaa keperluan pengerjaan tugas sekolah. Itu pun tetap
perlu pendampingan dari orangtua maupun orang dewasa lainnya,” tutupnya.