Ini Bahaya dan Cara Mengatasi Kecanduan Internet pada Anak

Ilustrasi - (foto by pexels)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Era teknologi modern menghantar semua orang bisa menikmati kecanggihan teknologi digital. Meski ada sisi positif dari keberadaan teknologi digital, namun disisi lain jika tidak hati-hati akan memberi dampak buruk.

Tidak hanya orang dewasa, kalangan anak-anak pun sudah banyak yang pintar mengoperasikan gadget. Namun penggunaan gadget pada anak-anak harus dalam pengawasan ketat orangtua.

Psikolog Kartika Cahyaningrum menjelaskan internet bisa menyebabkan candu pada adank. Dan jika sudah kecanduan maka akan memperngauhi tumbuh kembang anak.

“Bahaya internet bagi anak di bawah 2 tahun seperti yang dijelaskan oleh banyak dokter anak yaitu menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara (speech delay) itu dampak yg paling berbahaya bagi anak di bawah dua tahun. Untuk anak di atas dua tahun bisa menyebabkan anak mengalami gangguan emosi, kemampuan sosialnya juga bisa terganggu, fungsi kognitif anak menjadi terganggu,” jelasnya kepada CELEBESMEDIA, Kamis (4/4/2022).

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecanduan internet pada anak menurut Psikolog yang bertugas di Lembaga Pengembangan Psikologi Terapan Widya Prasthya, Makassar.

1. Melakukan kegiatan yang mengasah kemampuan motoric anak

2. Mengajak anak untuk melakukan kegiatan lapangan sehingga dapat berinteraksi dengan banyak orang.

3. Jika tidak kecanduanya sudah tinggi, maka ada baiknya menyusun intefal anak bermain internet tentu saja dengan melibatkan profesional dalam menentukan jadwalnya.

Meski demikian, kata Kartika bukan berarti internet hanya memberikan dampak buruk bagi anak. Ada beberapa konten edukatif yang dapat dijadikan tontotan bagi anak dengancatatan harus dengan pegawasan ketat dari orang tua termasuk dalam menentukan batas lama waktu bermain internet.

“Yang pasti anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan sama sekali gadget maupun tontonan apapun di internet. Untuk anak sekolah perlu dibatasi dan diawasi. Penggunaan gadget dan internet sesuai kepentingan dan sangat terbatas, misalnyaa keperluan pengerjaan tugas sekolah. Itu pun tetap perlu pendampingan dari orangtua maupun orang dewasa lainnya,” tutupnya.