Buras, Hidangan Wajib Suku Bugis Saat Hari Raya Idul Fitri

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Momentum perayaan hari raya di Indonesia selalu kaya dengan hidangan-hidangan kuliner tradisional yang lezat untuk disantap.
Tak terkecuali saat momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri, biasanya jelang 1 hari sebelum hari raya, umat Muslim mulai disibukkan dengan membuat hidangan untuk disajikan saat hari raya tiba.
Misalnya saja masyarakat di Tanjung Pimping, Desa Tani Baru, daerah pesisir kecil yang terletak di pedalaman Kalimantan Timur.
Populasi masyarakat nya yang di dominasi oleh Suku Bugis dan Makassar membuat nya kental dengan tradisi luhur nya di tanah Sulawesi, termasuk dari segi kuliner khasnya.
Salah satu kuliner khas yang wajib dihidangkan saat hari raya di daerah ini persis sama dengan di daerah Sulawesi, yaitu hidangan yang bernama "Buras / Burasa".
Menu satu ini, merupakan hidangan wajib bagi masyarakat suku Bugis saat hari raya.
Setiap menjajaki rumah yang berbeda di hari raya, kita akan selalu menjumpai makanan khas yang dibalut dengan daun pisang ini. Karena memang tak pernah luput sebagai primadona kuliner di hari raya.
Buras adalah makanan khas suku Bugis dan Makassar yang terbuat dari beras yang dimasak dengan santan dan sedikit garam. Beras yang telah dimasak kemudian dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan tali rafia.
Setelah itu, buras direbus hingga matang. Bentuknya yang pipih dan memanjang mencerminkan kesederhanaan, namun memiliki makna mendalam tentang kehidupan yang penuh dengan kebersamaan dan gotong royong.
Dalam tradisi masyarakat Bugis dan Makassar, buras memiliki filosofi kebersamaan dan solidaritas.
Proses pembuatannya yang membutuhkan ketelatenan dan kerjasama antar anggota keluarga mencerminkan nilai gotong royong dan kekeluargaan yang kuat dalam budaya masyarakat suku Bugis.
Menurut salah satu warga, Bunga (65) buras melambangkan persatuan, karena beras yang terikat kuat dalam balutan daun pisang diartikan sebagai simbol eratnya ikatan keluarga dan masyarakat.
"Burasa' ini melambangkan persatuan dan gotong royong, karena kalau bikin ini harus ramai-ramai sama keluarga, " ujarnya.
Sama halnya dengan ketupat, sama-sama berbahan dasar beras, namun bedanya, rasa ketupat cenderung hambar sama seperti nasi, sedangkan Buras rasanya lebih gurih karena pengaruh dari Santan.
Burasa biasanya disandingkan dengan ayam bumbu lengkuas, keduanya sangat cocok untuk disantap saat hari raya.
Laporan: Riski