Keutamaan, Cara dan Niat Puasa Dzulhijjah
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Pemerintah menetapkan Hari Raya
Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada tanggal 10 Juli 2022 Masehi. Hal ini berarti
1 Dzulhijjah bertepatan dengan tanggal 1 juli 2022.
Ada banyak amalan yang dapat dilakukan sata memasuki bulan
Dzulhijjah. Salah satunya dengan berpuasa. Anjuran untuk berpuasa di awal bulan
Dzulhijjah karena dilakukan pula oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana diceritakan dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, beberapa istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa
pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa
tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR. Abu Daud
no. 2437 dan An-Nasa’i no. 2374. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits ini shahih).
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Muamar Bakry
menjelaskan ada batasan saat melaksanakan puasa Dzulhijjah.
“Mulai 1 Dzulhijjah sunnah sampai wukuf di araf 9 Dzulhijjah,”
jelasnya singkat kepada CELEBESMEDIA.ID.
Setelah 9 Dzulhijjah tidak ada anjuran untuk melakukan puasa
Sunnah.
“setelah itu tidak anjuran,” lanjutnya.
Khusus Hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah) adalah di antara
hari yang dilarang berpuasa, baik itu puasa ayyamul bidh (13, 14, 15 Hijriyah),
puasa Senin dan Kamis, maupun puasa Daud. Larangan ini berdasarkan dalil dalam
hadist:
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim
no. 1141).
Lalu bagaimana niat Puasa Dzulhijjah?
Niat cukup dalam hati, karena maksud niat adalah keinginan
untuk melakukan amalan. Adapun lafadz niat Puasa Dzulhijjah:
"Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adaa'i syahri
Dzilhijjah sunnatan lillaahi ta'aalaa".
Artinya: Saya niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah hari ini
karena Allah Ta'ala.
- Cara Melakukan Puasa Dzulhijjah
Mengutip laman rumasyho, cara melakukan Puasa Dzulhijjah
yakni:
- Boleh lakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih
utama lagi puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
- Boleh lakukan dengan memilih hari yang diinginkan, yang
penting jangan tinggalkan puasa Arafah.
Keutamaan Puasa di Awal Bulan Dzulhijjah
Ada banyak dalil yang mengatakan keutaman berpuasa di awal
Bulan Dzulhijjah. Mengutip lama muslim.or.id, di antara yang menunjukkan
keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah
melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama
bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah,
kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada
yang kembali satupun.”
Keutamaan lainnya sesuai dalam surah Al Fajr ayat 2 yang
artinya:
“Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 2).
Di sini Allah menggunakan kalimat sumpah. Ini menunjukkan
keutamaan sesuatu yang disebutkan dalam sumpah.
Makna ayat ini, ada empat tafsiran dari para ulama yaitu:
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan,
sepuluh hari pertama bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.
Malam (lail) kadang juga digunakan untuk menyebut hari
(yaum), sehingga ayat tersebut bisa dimaknakan sepuluh hari Dzulhijah.
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijah, itulah yang lebih tepat. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.