6 Kiat Mendidik Anak agar Patuh Tanpa Kekerasan

Ilustrasi memarahi anak - (foto by: pixabay)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Mengajarkan anak untuk disiplin dan menurut pada orang tua bukanlah perkara mudah, bahkan kadang menguras emosi orang tua. Meski melelahkan jangan sampai Anda melakukan kekerasan terhadap anak. Baik secara fisik maupun kekerasa verbal. 

Memukul memberikan rasa sakit pada fisik anak. Sebetulnya, hal yang sama juga terjadi ketika kita membentaknya.

Menurut Psikolog Keluarga Nessi Purnomo, M.Si., Psikolog, baik pukulan atau bentakan sebaiknya dihindari dalam upaya melatih anak menjadi disiplin.

Anak hanya akan belajar berhenti karena takut sakit, bukan karena mengerti apa yang dianggap salah.

Dampaknya hal-hal semacam itu akan teringat di otak anak sampai dewasa. Mereka bisa saja berpikir bahwa orang tuanya tidak menyayanginya.

Dilansir dari parenting.co.id, Psikolog Nessi Purnomo menjelaskan 6 kiat mendisiplinkan anak tanpa kekerasan.

1. Sampaikan Ekspektasi

Nessi menjelaskan bahwa disiplin adalah perihal perilaku anak yang kita harapkan. Sering kali orang tua marah-marah duluan ketika ada hal yang tidak sesuai ekspektasinya. Padahal, sebelumnya mereka tidak memberitahukan ekspektasi tersebut pada anaknya. Nessi mencontohkan, ada satu masa di mana anak suka melempar-lempar barang, yakni di antara usia 6-9 bulan. Nah, orang tua sudah bisa mendisiplinkan ini.

2. Buat Kesepakatan

Nessi menyarankan agar orang tua selalu membuka ruang diskusi dengan anak seputar aturan. Misal, untuk menjaga anak tetap disiplin selama sekolah dari rumah, orang tua bisa mengajak anak diskusi tentang jam berapa ia perlu bangun pagi agar punya cukup waktu untuk bersiap sebelum sekolah, jam berapa dan berapa lama ia boleh main gadget, dan pukul berapa ia harus tidur malam. Dengan mengakomodir pendapatnya dan menjadikannya ke dalam bentuk kesepakatan, anak-anak akan lebih termotivasi untuk mengikutinya.

3. Tempelkan Jadwal

Turunkan kesepakatan tadi ke dalam bentuk jadwal harian untuk si kecil. Buat semenarik mungkin, misalnya saja ke dalam bentuk jam dinding yang diarsir warna berbeda untuk setiap kegiatan. Tempelkan di tempat yang mudah terlihat agar si kecil selalu ingat.

4. Orang Tua Konsisten

Hal yang sangat penting dalam mendisiplinkan anak menurut Nessi adalah konsistensi. “Anak-anak itu pintar banget, deh. Kalau orang tua mengalah saat mereka menangis, mereka akan mengulanginya lagi,” ujarnya. Inkonsistensi orang tua yang semacam ini akan jadi bumerang di mana anak-anak akan menjadikan tangisan sebagai cara menaklukkan Anda agar mengikuti kemauannya.

5. Mulai dari Orang Tua

Nessi berkata, “Kalau orang tua ingin anak-anak menjadi disiplin, ya, disiplinkan dulu orang tuanya sendiri.” Anak-anak belajar lebih cepat daripada sekadar diberitahu. Oleh karenanya, bila orang tua berharap anak-anak makan tanpa sambil screen time, maka orang tua juga jangan melakukannya.

6. Sabar

Hal yang tak kalah penting adalah sabar. “Ini nggak bisa ya, dilakukan dengan singkat. Nggak mungkin dua hari bisa langsung berhasil,” ujar Nessi. Jadi, kesabaran dan waktu jadi kunci.

Tags :