Sepenggal Cerita dari Jalan Somba Opu Makassar
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Somba Opu di Makassar, adalah
nama yang amat terkemuka. Selain sebagai nama benteng Kerajaan Gowa masa silam,
juga nama salah satu jalan di kawasan Pantai Losari.
Jalan Somba Opu yang hanya berjarak sekitar 700 meter
panjangnya, sempit dan disesaki kendaraan parkir. Hanya separuh jalan yang
dapat dilalui kendaraan karena separuh bagian kiri depan jejeran toko digunakan
sebagai area parkir.
Kemacetan di Jalan Somba Opu adalah pemandangan sehari-hari,
bahkan setiap saat. Begitu ada ada kendaraan mundur mau meninggalkan lot parkir
serong, maka laju kendaraan lain pasti tertahan. Ya mampet lagi arus lalu
lintas.
Bagi turis asing maupun wisatawan nusantara, Jalan Somba
Opu, sudah akrab. Tidak afdal rasanya kalau datang ke Makassar tanpa
mengunjungi jalan ini. Bukan karena hendak menikmati sensasi kemacetannya,
tetapi karena ada magnet daya tariknya.
Apa itu? Daya tarik Jalan Somba Opu antara lain karena banyaknya toko oleh-oleh khas Sulawesi, bahkan Indonesia bagian timur. Mulai dari aneka macam kacang-kacangan harga belasan ribu rupiah, sampai sutera berharga jutaan rupiah, bahkan barang antik yang kadang-kadang tidak masuk akal harganya.
Salah satu daya tarik lain Jalan Somba Opu untuk dikunjungi,
terutama kaum perempuan ialah jejeran toko emas. Bayangkan, hanya dengan
panjang jalan 700 meter, terdapat 88 toko emas di sisi kiri dan kanan. Di
sebelah kanan sebanyak 38 toko emas dan sebelah kiri 50 toko emas.
Aneka model, dan kekhasan buatan pengrajin emas terpajang di
toko-toko tersebut. Bukan hanya hasil kerajinan tukang emas domestik,
emas perhiasan model India dan Timur Tengah pun bertebaran. Buka hanya
emas kuning juga emas putih.
Andai setiap toko emas di Somba Opu menyimpan 10 kilogram
emas perhiasan, betapa besar nilai ekonomi di jalan pendek itu. Belum lagi
nilai barang toko-toko lainnya, semisal toko jam tangan yang harga satuannya
bisa mencapai Rp 100 juta per unit.
Katakanlah harga rata-rata satu gram emas Rp 500 ribu dikali 1.000 dikali 10 dikali 88 maka ada modal Rp 440 miliar di sana. Itulah sebabnya, pemilik toko-toko emas di sana merancang pintu-pintu tokonya dengan sistem pengamanan yang berlapis-lapis, sampai tiga susun pintu depannya. Termasuk pintu besi. Dilengkapi pula sistem kamera pengintai atau CCTV.
Beberapa hari lalu harga emas sempat mengalami penurunan
lantaran menguatnya rupiah terhadap dollar. Namun saat ini harga emas kembali
stabil.
Seorang pedagang, Viona mengatakan harga emas 24 karat turun
dari harga Rp 650 ribu rupiah per gram menjadi Rp 648 ribu per gram. Bahkan dua
bulan lalu penurunan harga emas 24 karat mencapai 13% atau berkisar Rp 560
ribu.
"Harga emas (di toko) tidak langsung turun sampai harga
segitu, tapi bertahap. Kadang hari ini turun besoknya turun lagi. Tapi kadang ,
beberapa hari kemudian naik lagi. Dan penurunnanya itu hanya berkurang kadang
seribu atau dua ribu" tuturnya, Selasa (27/11/2018). Ditemui saat sedang
asyik bermain handphone di tokonya, Viona mengaku pembeli sepi.
Somba Opu, terutama toko emas biasanya ramai menjelang lebaran,
atau ketika petani padi di daerah habis panen. Mereka membeli emas perhiasan,
sekaligus untuk investasi.