BNI Java Jazz Festival, Konser Melepas Pandemi Covid-19
![](https://thumb.spotlight.id/image/2022/05/28/6e5ec387d156a7ac8d738a066ef7b2da-IMG-20220528-WA0062.jpg)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pergelaran festival tahunan musik jazz terbesar, BNI Java Jazz 2022, tak ubahnya perayaan besar berakhirnya era pandemi Covid-19.
Ribuan orang tumplek memadati Jakarta International Expo, Jumat malam (27/5/2022), hari pertama pergelaran yang akan berlangsung tiga malam, sampai Minggu (29/5).
Para penikmat konser musik, khususnya musik jazz, pergelaran ini bagai pesta besar perayaan penantian panjang. Dua tahun tak digelar karena Corona, membuat mereka memendam kerinduan yang amat mendalam.
Yang dirindukan pun telah tiba. Begitu pintu ruang konser dibuka, pengunjung, terutama kaum milenial, bagai air bah membanjiri lokasi konser yang sangat luas.
"Selamat tinggal corona," teriak Vina Panduwinata dari atas pentas gemerlap BNI Hall yang menutup konser malam pertama.
Selama tiga hari berlangsung, disediakan belasan panggung di ruang terbuka maupun hall yang berpendingin udara. Ada sembilan puluh lebih penampilan (show) oleh ratusan bahkan ribuan musisi pilihan. Dari dalam dan luar negeri, seperti penyanyi cantik Jojo dari Amerika Serikat.
Dalam sebuah festival akbar, apalagi konser musik, jangan berharap ada lagi urusan jaga jarak antarpengunjung. Musik berbunyi, tubuh pun bergoyang.
Jangankan di area panggung yang di luar ruang, penonton di arena dalam ruangan (hall) pun tak mampu menahan diri duduk tenang di kursi masing-masing.
Patut digarisbawahi, kedisiplinan pengunjung, penyelenggara, penyedia jasa dan produk, mengenakan masker patut diacungi jempol. Hanya sedikit jumlah orang yang tidak bermasker.
Padahal, sebenarnya pemerintah telah mengizinkan melepas masker bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan atau ruang terbuka. Boleh jadi, kepatuhan dan kesadaran yang tampak itu, cerminan status kelas sosial melalui karakter dan perilaku komunitas pencinta dan penikmat musik jazz.
Java Jazz yang kembali digelar dengan titel BNI Java Jazz Festival 2022, bukan semata konser hiburan. Lebih dari itu, Java Jazz sebagaimana penyelenggaraan sebelumnya, merupakan pusat perputaran ekonomi.
Bagai lokomotif, festival ini menarik begitu banyak gerbong ekonomi dan bisnis. Penyewaan perlengkapan panggung, peralatan sistem tata lampu, tata suara, peralatan musik, transportasi, bisnis makanan dan minuman.
Terutama pelaku usaha kecil dan menengah yang juga mendapat tempat dan suport dari usaha besar semisal Bank BNI dan Grab dengan kemitraan dan fasilitasi digitalisasinya.
Di sisi ekonomi, hal menarik menarik lainnya adalah proses bisnis yang serba digitalisasi, seperti beli tiket, beli makanan dan minuman, sebuah upaya efisiensi penggunaan kertas dan efisiensi waktu kerja.
Besar harapan bahwa gelaran-gelaran festival semacam ini di kota-kota lain, walaupun tidak sebesar skala dan magnitud Java Jazz, juga akan mulai berbenah dan menggeliat lagi. Itu akan membantu memacu kembali gerak dinamis perekonomian kota lain yang terpuruk selama pandemi Covid-19, sebagaimana dialami industri hiburan yang mati suri.
Andai saja setiap pengunjung membelanjakan satu juta rupiah uangnya untuk beli tiket, makan-minum, transportasi, cinderamata, dikali ribuan pengunjung dalam tiga hari, betapa dahsyat nilai bisnis yang memutar roda ekonomi dari sebuah konser atau festival musik, dan sekaligus festival makanan dan minuman.
Maka benar kata Vina Panduwinata, selamat tinggal corona. Meminjam judul majalah The Economist edisi tahun barunya: welcome the new reality. Selamat datang realitas baru.