Neraca Perdagangan Sulsel Surplus USD 111,53 Juta

Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Nugroho Wahyu Widodo - (tangkapan layar Konferensi Pres APBN Kita Edisi November 2022)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar -  Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Nugroho Wahyu Widodo menyampaikan neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan di akhit tahun 2022 mengalami surplus sebesar USD111,53 juta atau Rp1,74 triliun (1 USD = Rp15.647).

"Capaian neraca perdagangan ini turun 8,87% jika dibandingkan neraca perdagangan bulan sebelumnya sebesar USD122,38 juta atau Rp1,9 triliun," ucapnya saat Kemenkeu Satu di lingkungan Sulsel menggelar Konferensi Pres APBN Kita Edisi November 2022 secara virtual, Selasa (27/12/2022).

Namun akumulasi neraca perdagangan sampai dengan akhir November 2022 adalah sebesar USD1,34 miliar atau naik 24,18% jika dibandingkan dengan neraca perdagangan tahun 2021 sebesar USD1,08 miliar (year on year).

"Nilai impor pada bulan November 2022 adalah sebesar USD67,53 juta atau Rp1,1 triliun, dengan  tingkat growth menurun jika dibandingkan awal triwulan IV," bebernya.

Lebih lanjut disampaikan, komoditi yang memiliki kontribusi impor terbesar masih pada komoditi bahan bakar mineral yang memiliki share sebesar 30,35% dari keseluruhan komoditi impor yang ada.

"Disusul oleh pertanian gandum dengan share sebesar 21,33%. Sedangkan komoditi gula yang menjadi penyumbang besar penerimaan bea masuk berada pada urutan ketiga dengan share sebesar 17,76% dari keseluruhan komoditi impor yang ada," tuturnya.

Sementara growth ekspor terpantau tetap tumbuh optimal dengan besaran growth 51,09%  atau sebesar USD 179,06 juta atau Rp2,8 triliun pada bulan November 2022.

"Kontribusi ekspor terbesar masih pada komoditi nikel dengan share yang terbilang dominan di angka 45,26%, disusul besi dan baja sebesar 17,17% dan frozen seafood pada peringkat ketiga dengan share sebesar 11,93%," ungkapnya.

Menurutnya, dinamika nilai ekspor dan impor tersebut berpengaruh terhadap nilai realisasi penerimaan Kanwil Bea Cukai Sulbagsel.

Per November 2022 penerimaan Bea Cukai menyentuh Rp316,83 miliar atau 109,67% dari target yang telah ditetapkan, terdiri atas penerimaan Bea Masuk sebesar Rp 218,89 miliar, Cukai sebesar Rp65,11 miliar dan Bea Keluar sebesar Rp32,83 miliar.

"Total penerimaan per November 2022 tersebut meningkat sebesar 31,48% jika dibandingkan tahun 2021 (year on year)," tuturnya.

Sedangkan dari sisi penerimaan ekspor,  kinerja Bea Keluar sampai dengan akhir bulan November 2022 terpantau meningkat 35,09% (year on year).

 "Sampai dengan kuartal ketiga tahun 2022 ini, penerimaan Bea Keluar utamanya ditopang komoditi Kakao dan Palm Kernel Shell yang masing-masing berkontribusi senilai 20,86 miliar rupiah dan 11,47 miliar rupiah," jelasnya.

Dikatakan juga penerimaan cukai didominasi oleh penerimaan cukai Hasil Tembakau sebesar Rp59,41 miliar dengan share sebesar 89,59%, cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) sebesar Rp5,53 miliar dengan share sebesar 10,13% disusul oleh penerimaan cukai lainnya sebesar Rp0,17 miliar (0,29%).

Kinerja penerimaan Cukai HT pada bulan November 2022 terpantau mengalami peningkatan di level 130,35%.

"Pada tahun 2022 penerimaan cukai terus berada pada level yang lebih tinggi dibanding tahun 2021," ujarnya.

Disamping penerimaan, Bea Cukai pun berhasil mengamankan potensi kerugian negara sebesar Rp14,03 miliar dari kegiatan penindakan hasil tembakau,

MMEA, ekspor-impor, serta narkotika, yang terdiri atas 573 Surat Bukti Penindakan (SBP) hasil tembakau.

"Dengan rincian 11.510.663 batang atau senilai Rp13,07 miliar, 38 SBP penindakan MMEA sebesar 1.157 liter senilai Rp376 juta, 205 SBP penindakan ekspor-impor dan 60 SBP penindakan narkotika," ungkapnya.

Nugroho menyampaikan bahwa selain berperan dalam pengumpulan penerimaan negara di sektor Bea Masuk dan cukai, Bea Cukai Sulbagsel juga berperan aktif dalam memberantas barang ilegal di wilayah Sulawesi Selatan.

"Kami selalu aktif memberantas barang ilegal khususnya di bidang cukai dan narkotika dengan bersinergi bersama Aparat Penegak Hukum (APH) lainnya,"  tutupnya.

 Laporan : Darsil Yahya