Rupiah Masih di Atas 16.000 per Dollar AS, Bank Indonesia Jaga Stabilitas

Ilustrasi Rupiah - (foto by Pixabay)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Nilai tukar rupiah masih melemah, di atas 16.000 per dollar AS. Senin sore, (22/4/2024), kurs terpantau pada posisi Rp 16.244 per dollar AS.

Pelemahan rupiah disebabkan menguatnya nilai tukar dollar AS terhadap kebanyakan mata uang lainnya, sebagai dampak ketegangan keamanan di Timur Tengah, khususnya Iran vs Israel.

Kecemasan akan terjadinya perang membuat pemodal melarikan aset-aset keuangannya ke dollar AS, sehingga mata uang lokal melemah.

Padahal, ekonomi Indonesia termasuk salah satu negara emerging market (EMEs) yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. 

Hal ini ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden dan terkoordinasi erat. Untuk memperkuat ketahahan eksternal dimaksud, komitmen kuat Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar menjadi bagian penting. 

“Kami terus memastikan stabilitas Rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan".

Demikian pernyataan Gubernur Bank Indonesia dalam Sidang IMF World Bank di Washington DC, 18 April 2024. 

Demikian pula pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operasi moneter yang “pro-market" dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang, mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah.

Pada Kamis (18/4/2024), Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.170 per dollar AS. Pada pagi hari Jumat, (19/4/2024), Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.230 per dolar AS.

Mengenai aliran modal asing, minggu ketiga April, BI menyebutkan, berdasarkan data transaksi 16 - 18 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp21,46 triliun.

Terdiri dari jual neto Rp9,79 triliun di pasar SBN, jual neto Rp3,67 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp8,00 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dengan demikian, sepanjang tahun 2024 berdasarkan data setelmen s.d. 18 April 2024, nonresiden jual neto Rp38,66 triliun di pasar SBN, beli neto Rp15,12 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp12,90 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.