OJK Sebut Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Triwulan II 4,98 Persen

Kepala OJK Sulselbar, Darwisman (batik hitam cokelat) - (foto by Rini)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) mencatat persentase pertumbuhan ekonomi Sulsel menunjukkan tren positif. 

Kepala OJK Sulselbar Darwisman mengatakan ekonomi Sulsel pada Triwulan(TW) I mencapai 4,82 persen. Sedangkan pada Triwulan(TW) II 2024 periode April – Juni lebih tinggi mencapai 4,98 persen.

"Meskipun masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II-2024 sebesar 5,05, tetapi Triwulan II pertumbuhan ekonomi Sulsel naik dibanding Triwulan I ” ucapnya saat pertemuan Journalist Update. Kamis (15/8/2023).

Sedangkan Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulsel dari tahun ke tahun alami peningkatan sejak 2020 hingga 2023 dengan rata-rata pertumbuhan 0,60 persen. Meski demikian Darwisman menekankan masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk menyokong ekonomi Sulsel.

“Tentu kita masih ada PR bagaimana ekonomi Sulsel tetap berkualitas dibarengi dengan perbaikan,” tegasnya.

OJK Sulselbar juga mencatat sektor perbankan di Sulawesi Selatan tumbuh positif secara berkelanjutan.

“Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Juni 2024 tumbuh 7,60 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp195,79 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,84 persen (yoy)dengan nominal mencapai Rp131,52 triliun, dan kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 9,01 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp161,20 triliun,” tuturnya.

Darwisman juga menyinggung, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulsel hingga 9 Agustus 2024, sebesar Rp10,41 triliun yang disalurkan kepada 186.987 debitur.

Penyaluran KUR didominasi segmentasi mikro dengan penyaluran mencapai Rp8,30 triliun (79,73 persen) dan terkonsentrasi pada 5 kabupaten dengan total share sebesar 40,36 persen yaitu Makassar, Bone, Gowa, Wajo, dan Bulukumba.

Sementara itu, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)  hingga Juni 2024 mencapai Rp26,44 triliun. 

 “Didominasi kredit pemilikan rumah tinggal dengan share sebesar 92,55 persen. Lalu pemilikan ruko/rukan 5,63 persen,” ujarnya.

Sementara Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga menunjukkan kinerja positif pada beberapa industri. Kinerja perusahaan pembiayaan mampu tumbuh positif. Misalnya dari total piutang pembiayaan yang tumbuh 13,13 persen menjadi Rp18,39 triliun.