Rupiah Kian Melemah Rp16.400 per Dollar AS, Menkeu Bongkar Penyebabnya
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Nilai mata uang rupiah kian melemah. Bahkan tercatat angka sepekan terakhir ini merupakan level paling lemah sejak Maret 2020 lalu.
Berdasarkan data Bloomberg mata uang rupiah melemah 0,11 persen ke level Rp16.430 per USD pada pembukaan perdagangan Kamis (27/6/2024). Sementara data Bank Indonesia (BI) Jisdor menunjukkan kurs rupiah pada Rabu kemarin sebesar Rp 16.435. Nilai ini lebih tinggi dibanding posisi Selasa (25/6/2024) kemarin sebesar Rp 16.379 per dollar AS.
Menteri keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai nilai tukar rupiah yang kian anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) didorong kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan.
The Fed yang tidak memangkas suku bunga berdampak pada penguatan mata uang dollar AS terhadap mata uang lainnya di dunia, termasuk rupiah.
"Sekarang makin confirm bahwa suku bunga federal rate tidak akan mengalami penurunan sebanyak seperti yang diharapkan market," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Juni 2024 yang dilakukan secara virtual, Kamis (27/6/2024).
Sri Mulyani menjelaskan The Fed yang mempertahankan suku bungan acuan berdampak pada investor yang menilai investasi dolar AS masih menguntungkan di era suku bunga tinggi.
Sri Mulyani mengatakan, saat ini rupiah mengalami depresiasi sebesar 6,58 persen secara year to date (ytd). Namun, menurutnya rupiah masih lebih baik dibandingkan nilai tukar negara-negara berkembang lainnya.
Meski demikian, Menkeu Sri Mulyani mengatakan nilai tukar rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan mata uang negara Brazil atau pun Jepang.
"Kita lihat seperti Brazil depresiasinya jauh lebih dalam, atau kalau anda sekarang baru mengikuti Jepang mengalami depresiasi yang sangat dalam bahkan pada levelnya sudah temperable dengan 1986," imbuhnya.