Harga Cabai Rawit Diprediksi Naik 50 Persen saat Ramadan

Kemal Redindo Syahrul Putra (tengah) - (ist)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pemprov Sulawesi Selatan memastikan pasokan bahan pangan aman terkendali selama Ramadan dan Idul Fitri 1444 H. Namun demikian, beberapa harga komoditas diprediksi bakal naik.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Kemal Redindo Syahrul Putra mengatakan sepekan jelang memasuki bulan puasa, beberapa komoditas bahan pangan mulai memperlihatkan tren kenaikan harga. 

Meski kenaikannya diprediksi tidak begitu lama, namun langkah-langkah antisipatif kata Redindo perlu dilakukan untuk menekan laju kenaikan harga.

"Khususnya kita yang di Sulawesi Selatan, pasokannya terjamin sampai dua atau tiga bulan kedepan. Artinya, dalam menghadapi Ramadan ini kita tidak perlu khawatir kekurangan pangan," kata Redindo, Jumat (18/3/2023).

Antara lain komoditas yang diprediksi akan mengalami lonjakan harga cukup signifikan selama Ramadan yaitu cabai rawit merah. Kenaikannya diprediksi mencapai 50 persen.

"Harga cabai itu naik karena permintaan banyak sementara kita baru selesai musim hujan. Tapi ini bisa berangsur-angsur turun ketika ketersediaan itu terjaga di musim panen saat musim panas seperti sekarang," tandas Dindo, sapaan akrabnya.

Selain cabai, harga daging ayam ras juga diprediksi menanjak tajam hingga 26 persen. Bawang putih naik dikisaran 25 persen. Beras premium naik hingga 7 persen, bawang merah, telur ayam ras dan gula pasir lokal kenaikannya masing-masing diprediksi 5 persen.

"Yang paling naik juga itu komoditas kedelai sampai 15 persen karena itu basisnya impor yah. Indikatornya kita lihat dari harga-harga yang lalu dan yang sekarang," papar Dindo.

Kenaikan harga bahan pokok saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), kata Dindo, sangat lazim terjadi. Salah satu pemicunya, suplai dan permintaan yang tidak seimbang.

Meski dari sisi stok diklaim aman, namun Redindo mewanti-wanti adanya kenaikan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Harga naik, itu sudah pasti. Tetapi kan yang kita kontrol supaya tidak terlalu signifikan, seperti yang lalu-lalu naiknya paling mentok satu persen," tambah Redindo.

Beberapa langkah antisipatif akan dilakukan Pemprov Sulsel untuk menekan laju kenaikan harga pangan. Salah satunya, lewat program Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Operasi Pasar yang akan digelar dibeberapa titik di Sulsel.

Laporan : Mardianto Lahamid