Harga Cabai Keriting Melonjak, Kenaikannya Capai Rp25 Ribu Perkilo
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin melakukan inspeksi mendadak ke pasar tradisional Minasamaupa, Pallangga, Gowa, Rabu (18/10/2023). Sidak itu dilakukan untuk memastikan harga pangan dalam batas normal.
Hasilnya, beberapa komoditas bahan pangan mengalami kenaikan harga. Salah satunya yang paling signifikan adalah komoditas cabai keriting.
Kenaikannya mencapai Rp25 ribu perkilo atau sekitar 160 persen dari harga sebelumnya yang hanya berkisar Rp15 ribu menjadi Rp40 ribu.
"Yang naik sekali di Sulsel itu cabai, cabai rawit. Biasanya itu 12 sampai 15 ribu, sekarang naik jadi 40 ribu. Signifikan sekali," kata Pj Gubernur Bahtiar, Rabu (18/10/2023).
Kenaikan harga cabai keriting diakui karena faktor permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Saat ini, kebutuhan konsumsi cabai keriting tetap tinggi, sementara pasokan kian menipis akibat kemarau berkepanjangan.
Sejauh ini, Bahtiar menyebut, pihaknya telah menginstruksikan bupati dan walikota yang di daerahnya mengalami lonjakan harga agar melakukan langkah taktis dengan mencari stok di sentra penghasil cabai.
"Hari ini mungkin dilakukan upaya membeli cabai di daerah yang produksinya banyak. Misalnya di Jeneponto, di Wajo mungkin ada atau juga di Enrekang," tukasnya.
Upaya menekan harga cabai disebut perlu dilakukan sesegera mungkin. Sebab, jika tidak dilakukan antisipasi dini dikhawatirkan akan berdampak pada pergerakan inflasi.
"Ini perlu kita tekan, tapi jangan sampai juga deflasi. Karena perlu keseimbangan memang. Kalau deflasi, harga rendah sekali sehingga yang kasian adalah produsen atau petaninya," tutup Bahtiar.
Dari data yang ada, terpantau harga cabai di Kabupaten Barru dan Gowa mengalami lonjakan paling signifikan. Yakni mencapai Rp40 ribu. Sementara daerah lainnya dikisaran Rp35 ribu.
Laporan : Mardianto Lahamid